Simak rekomendasi analis untuk saham Ciputra (CTRA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) akan membangun proyek mixed use, yakni Citraland Vitorio. Rencananya proyek ini akan dibangun di wilayah Wuyung, Surabaya.

Ekspansi bisnis merupakan pilihan yang tepat. Pasalnya analis Phintacro Sekuritas Valdy Kurniawan melihat, konsep proyek anyar tersebut akan berfokus pada recurring income.

Menurutnya proyek mixed use yang akan dibangun oleh CTRA akan menjadi backlog perumahan terbesar di Indonesia. Proyek mixed use tersebut, nantinya terdiri dari shopping mall, apartemen towers, small office home office (SOHO), pusat rekreasi dan pusat hiburan.  Untuk rancangan yang telah disiapkan Citraland Vittorio akan berdiri di lahan seluas 8,5 haktare.


Saat dihubungi oleh Kontan.co.id, Minggu (23/9), Valdy Kurniawan mengatakan, untuk ke depan CTRA akan bersaing dengan PWON, lantaran PWON merupakan pemain utama dan terbesar di sektor properti dan real estate bagi wilayah Surabaya dan sekitarnya.

"Ditambah lagi konsep proyek baru ini serupa dengan konsep-konsep proyek PWON," ujar Valdy.

Walaupun fundamental perusahaan belum cukup baik, Valdy meramalkan melalui proyek baru ini nantinya pendapatan CTRA akan mengalami perbaikan, sehingga Price Earning Ratio (PER) dapat ditekan.

Sebagai informasi, saat ini PER CTRA adalah 40 kali. Valdy merekomendasikan buy saham CTRA dengan target harga Rp 900 untuk jangka pendek dan Rp 1000 untuk jangka panjang.

Senada, William Hartanto, analis Panin Sekuritas menganggap bahwa rencana proyek baru CTRA dianggap menarik, sebab emiten sudah menyiapkan strategi dan paham kenapa mereka memilih daerah tersebut.

Ditambah proyek tersebut akan menjadi pusat komersial pertama di daerah Wuyung, Surabaya Barat.

Namun walau begitu, menurut William biasanya Investor baru akan memandang rencana ini serius jika sudah ada realisasinya, "jika belum ada realisasi Investor hanya akan menganggap sebatas rencana yang belum pasti kapan dan bagaimana akan dijalankan," ujar WIlliam.

Sementara William juga melihat Fundamental CTRA kurang apik, hal ini tidak terlepas dari pencapaian CTRA yang terus menurun sejak tahun 2015.

Asal tahu saja, pada semester 1 untuk tahun ini laba bersih perseroan turun 48% senilai Rp 176, 2 miliar dari sebelumnya Rp 339,5 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Hal ini tentu dipicu dengan permintaan sektor properti yang masih lesu, "Citra termasuk yang paling menurun dibanding emiten pada sektor yang sama," ungkap William.

William merekomendasikan wait and see untuk CTRA, menurutnya saham tersebut masih dalam trend menurun. Beli saham CTRA dengan target harga Rp 1200, jika harga saham berada di level 600an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto