Simak Rekomendasi Analis untuk Saham Emiten Logam Industri Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam industri melemah terseret kekhawatiran resesi ekonomi. Pergerakan harga logam industri akan mempengaruhi prospek saham emiten sektor ini.

Dalam risetnya pada Rabu (29/6), Analis Indo Premier Sekuritas Erindra Krisnawan dan Reggie Parengkuan menuliskan, kekhawatiran akan resesi mendominasi sentimen harga komoditas logam.

Sebelumnya, rata-rata koreksi harga tembaga selama resesi Amerika Serikat yang lalu sebesar 38%. Erindra dan Reggie memperkirakan harga tembaga berpotensi turun 10% lagi selama tiga bulan ke depan.


Namun, persediaan yang rendah dan turun dapat mendukung harga logam serta membuka kemungkinan mengalami pemulihan lebih cepat seperti pada tahun 2020.

Selain ketatnya persediaan, prospek pemulihan ekonomi China juga dapat mendukung harga komoditas pada paruh kedua tahun ini. Dalam hal penjualan properti dan ritel masih tercatat turun masing-masing 37% yoy dan 7% yoy hingga Mei 2022. Adapun produksi baja juga tercatat minus 3% dalam periode sama.

Baca Juga: Tahan Tekanan Inflasi, Cek Rekomendasi Saham Barang Konsumsi Ini

Meski pemulihan China pada kuartal kedua tahun ini lambat, Erindra dan Reggie melihat, prospeknya untuk rebound di paruh kedua tahun ini masih berlanjut seiring dengan pembukaan kembali dan dukungan kebijakan fiskal yang diumumkan.

Dengan memperhitungkan skenario resesi, Erindra dan Reggie mempertahankan rating overweight untuk sektor logam industri ini. Beberapa emiten logam industri yang menurut mereka memiliki prospek menarik antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Erindra dan Reggie merekomendasikan buy saham ADMR dengan target harga Rp 3.600 per saham, kemudian rekomendasi buy saham ANTM dengan target harga Rp 3.700 per saham.

Lalu rekomendasi buy saham HRUM dengan target harga Rp 3.540 per saham, rekomendasi buy saham MDKA dengan target harga Rp 7.400 per saham. Serta rekomendasi buy saham INCO dnegan target harga di Rp 9.700 per saham.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya mengatakan, kekhawatiran akan resesi diperkirakan masih bisa berlanjut hingga beberapa bulan ke depan seiring berbagai data indikator resesi yang terus muncul.

"Diproyeksi harga saham emiten-emiten komoditas logam masih akan terkoreksi karena mengikuti underlying komoditasnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/7).

Chery menyebut, ketika terjadi resesi, masyakarat cenderung menunda konsumsi. Sehingga permintaan komoditas turut melemah dan harganya turun. Hal ini bisa berdampak negatif di jangka menengah untuk emiten-emiten logam industri.

Di lain sisi, permintaan komoditas bisa berharap pada Asia yang mayoritas masih belum menunjukkan resesi. Seiring pemulihan ekonomi yang berlanjut di Asia, diharapkan dapat meningkatkan permintaan komoditas logam. Pada tahun ini, Cheryl memprediksi kinerja emiten sektor logam industri masih bisa bertumbuh terbatas dari tahun lalu.

Untuk saham TINS, ANTM dan MDKA, Cheryl melihat masih ada ruang untuk sell. Sementara untuk saham INCO ia memberikan rekomendasi buy di Rp 4.650 yang sudah dekat area support kuatnya dengan target harga di Rp 5.000 dan SL di 4.600.

Baca Juga: Laba Diproyeksi Melesat, Berikut Rekomendasi Saham Vale (INCO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat