KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten berkapitalisasi besar yang akan membagikan dividen yang
cum date-nya akan berakhir pekan ini. Sejumlah analis menilai ada beberapa saham yang menarik untuk dicermati. Namun dampak pembagian dividen ini berpotensi menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas menyatakan emiten yang menarik dicermati jika dinilai dari rasio
dividen yield-nya di atas 3% seperti PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (
MPMX) dengan dividen
yield 34%. Disusul PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (
TLKM) dengan
dividen yield 4,05%, kemudian PT BFI Finance Indonesia Tbk (
BFIN) dengan dividen
yield 8%. “Tetapi dalam jangka pendek investor dapat mengoleksi saham
INDF karena trennya naik. Sedangkan yang lain sudah direspon sehingga harga sudah naik duluan dan sudah berada di area
overbought,” jelasnya kepada Kontan.co.id Selasa (11/6).
Sukarno bilang prospeknya mayoritas masih baik dan diproyeksikan laba bersih per saham atau
earning per share (EPS) disetahunkan akan tumbuh positif. Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda menjelaskan secara umum ada beberapa emiten dengan dividen
yield yang menarik. Namun investor juga perlu memperhatikan kecenderungan harga saham setelah pembagian dividen. “Patut dicermati bahwa kecenderungan harga saham dari perusahaan yang membagikan dividen dengan
yield yang menarik, harga sahamnya telah naik mengikuti besaran dividen sebelum waktu
cum date,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6). Menurut Thendra investor disarankan tidak membeli saham hanya untuk mengejar cuan dividennya terutama dengan waktu
cum date yang telah dekat. Thendra bilang pasca
ex-date dividend, harga saham perusahaan tersebut secara mayoritas akan turun kembali menyesuaikan besaran pembagian dividen atau bahkan lebih dalam. Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama menyatakan ada beberapa emiten yang menarik untuk dicermati prospeknya. “Saham yang menarik dicermati adalah
INDF, TLKM, dan
ICBP karena prospek dan kinerjanya yang baik,” jelasnya. Menurut Nafan secara teknikal saham
ICBP masih bertahan di garis tengah dari Bollinger dan terlihat pola
upward bar yang mengindikasikan potensi stimulus beli. Ia rekomendasikan kepada investor untuk melakukan akumulasi beli di target harga bertahap di Rp 9.900, Rp 10.300, dan Rp 10,750. Secara fundamental ICBP, anggota indeks
Kompas100 ini, menarik karena mendapat kucuran dana segar sebesar Rp 3,9 triliun dari
INDF. Dengan adanya tambahan modal, diharapkan
ICBP dapat meningkatkan penjualan dan kinerjanya di tahun ini. “Sedangkan untuk
TLKM juga menarik karena jumlah payout ratio tersebut meningkat dari dividen tahun buku 2017 yang sebesar 76,21% dari laba bersih,” jelasnya. Menilik dari laporan keuangannya
TLKM pada 2018 walaupun mencatatkan penurunan laba bersih pada 2018 sebesar 18,56% secara tahunan menjadi Rp 18,03 triliun. Namun prospek TLKM, anggota indeks
Kompas100 ini, masih menarik. Tahun ini saja belanja modal ditambah untuk membangun infrastruktur
broadband baik itu untuk
mobile maupun
fixed broadband. Pembangunan ini nantinya akan menjadi katalis positif bagi peningkatan kinerja TLKM tahun ini. Namun Nafan masih rekomendasikan TLKM untuk
hold di rentang 3.500-3.520. Untuk sektor konsumer, Nafan merekomendasikan INDF yang sebagai saham yang mencatatkan kinerja baik. Fokus INDF tahun ini pembangunan pabrik untuk menambah kapasitas produksi. Dengan penambahan produksi ini bisa meningkatkan penjualan INDF ke depannya. “Rekomendasikan INDF saat ini masih
hold di rentang 6.150 -6.37,” jelasnya.
Menurut Nafan pembagian dividen kali ini berpotensi terhadap penekanan IHSG walau dalam waktu yang singkat. Begitu juga dengan Sukarno yang menjelaskan akan terasa dampak terhadap IHSG. Hal ini disebabkan emiten yang mempunyai bobot
yield besar terhadap IHSG seperti TLKM dengan bobot 7% cukup mempengaruhi ketika
Ex Date. Kendati demikian hal ini tidak terlalu harus dikhawatirkan investor karena hanya beberapa saham kapitalisasi besar yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat ini. Menurutnya pengaruhnya mungkin hanya satu sampai dua hari saja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi