KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jajaran penghuni 10 besar
market cap di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengalami pergeseran. Misalnya saja
market cap saham PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) yang terus merangkak naik dan berhasil menggeser posisi saham PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM) sebagai saham dengan
market cap ketiga terbesar di BEI. Hingga perdagangan Rabu (26/10),
market cap saham BMRI naik 9,32% menjadi Rp 476 triliun, dari posisi September 2022 yang senilai Rp 435,43 triliun. Kenaikan
market cap yang cukup tinggi lainnya dialami oleh PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) sebesar 5,89% dari posisi September 2022. Sementara itu, kapitalisasi pasar saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) turun hingga 19,91% menjadi Rp 233,32 triliun dari posisi akhir September sebesar Rp 291,35 triliun.
Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menjelaskan, perubahan
market cap menyesuaikan dengan harga saham masing-masing emiten. Ia bilang, pergerakan harga saham merupakan cerminan dari kinerja masing-masing emiten.
Baca Juga: Harga Batubara Masih Solid, Simak Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) "Terjadi pergeseran rangking
market cap karena pasar mengapresiasi kuatnya kinerja emiten, terutama dari sektor perbankan dan komoditas dimana labanya meningkat signifikan sepanjang tahun ini," papar Pandhu pada Kontan, Rabu (26/10). Sementara untuk penurunan
market cap saham GOTO lantaran kinerjanya dianggap belum begitu menarik dan masih membukukan kerugian, bahkan lebih besar dibanding tahun lalu. Menurut Pandhu, faktor kinerja keuangan emiten akan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan sahamnya, dan turut mempengaruhi
market cap. Secara kualitas, sambung Pandhu, umumnya saham dengan
market cap jumbo ini memiliki fundamental yang kuat dan di atas rata-rata. Ia menuturkan, besarnya
market cap juga mencerminkan kepercayaan pasar terhadap emiten tersebut. Sehingga, investor berani membayar lebih mahal yang akhirnya membuat harga saham semakin meningkat. Secara bobot terhadap IHSG, 10 saham dengan
market cap jumbo ini memiliki bobot mencapai 42% lebih terhadap IHSG dari total
market cap seluruh emiten yang
listing di BEI. Ke depannya, Pandhu melihat prospek saham
big cap ini memiliki potensi pertumbuhan yang cukup kuat terutama di sektor perbankan. Dimana emiten mencatat kinerja yang positif sepanjang 9 bulan pertama ini. "Perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin membaik menjadi pendorong kinerja perbankan, meski ke depan terdapat tantangan dari kenaikan suku bunga yang dapat membuat
cost of fund tidak semurah beberapa bulan terakhir," tambah Pandhu.
Baca Juga: Marketing Sales Metropolitan Land (MTLA) Masih Tumbuh, Simak Rekomendasi Sahamnya Selain itu, secara makro ekonomi kondisi Indonesia yang lebih baik dibanding Negara lain juga menjadi daya tarik para investor global, sehingga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih baik di masa mendatang. Dari beberapa saham
big caps, Pandhu menjagokan saham dari sektor perbankan yakni
BBRI, BMRI, dan
BBNI yang menjadi
top picks dengan target masing-masing Rp 5.500, Rp 11.200 dan 10.500 untuk 12 bulan ke depan.
"Secara
outlook positif, sehingga cukup menarik untuk dilakukan
buy on weakness jika terjadi koreksi dalam waktu dekat," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi