KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan depan sejumlah perusahaan akan melantai di bursa. Beberapa di antaranya dari sektor kayu, rokok, tembaku, hingga teknologi. Sejumlah analis menyarankan investor mencermati kinerja emiten setelah pencatatan perdana saham di bursa. Berikut profil beberapa emiten yang akan melantai di bursa:
Nama emiten | Saham yang diterbitkan | Harga penawaran | Dana perolehan | Tanggal pencatatan |
PT Envy Technologies Indonesia Tbk (ENVY) | 1,8 miliar saham | Rp 475 | Rp 855 miliar | 8 Juli 2019 |
PT Inocycle Technology Group Tbk | 800 juta saham | Rp 240-Rp 380 | Rp 195 miliar-Rp304 miliar | 11 Juli 2019 |
PT Bima Sakti Pertiwi Tbk | 625 juta saham | Rp 150-Rp 200 | Rp 62,5 miliar | 5 Juli 2019 |
PT Darmi Bersaudara Tbk | 150 juta saham | Rp 150 | Rp 22 miliar | 4 Juli 2019 |
PT Indonesian Tobacco Tbk | 274,06 juta saham | Rp 219 | Rp 60 miliar | 4 Juli 2019 |
PT Krida Jaringan Nusantara Tbk | 150 juta saham | Rp 202 | Rp 30,30 miliar | 1 Juli 2019 |
PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk | 1,3 miliar saham | Rp 193 | Rp 2,3 triliun | 11 Juli 2019 |
Sumber: Riset Kontan.co.id | | | | |
Direktur Utama PT Kresna Securities Oktavianus Budianto mengatakan, permintaan saham emiten manufaktur Satyamitra Kemas Lestari
oversubscribe sampai 1,5 kali.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menjelaskan perusahaan yang akan IPO hampir seluruh emisi sahamnya kecil sehingga distribusinya terbatas. "Nantinya valuasi sahamnya bisa naik jika ada
market maker sebab peredaran sahamnya lebih sedikit," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (27/6). Sebenarnya investor juga bisa melihat dari pergerakan industrinya yang bisa saja menarik. Namun dengan emisi sekecil itu Suria menjelaskan sukar memprediksi pergerakan sahamnya ke depan. Likuiditasnya pun belum tentu bertahan. Biasanya dengan emisi sedikit dan distribusi yang terbatas, kecenderungan likuiditasnya menurun. Volatilitasnya juga bisa tinggi sehingga jadi sangat spekulatif. Di antara perusahaan tersebut Suria menilai saham perusahaan PT Inocycle Technology Group Tbk yang jenis usahanya menarik. Dan emisinya masih lebih besar dibandingkan saham-saham lainnya. Analis MNC Sekuritas Thendra menyatakan saham-saham IPO dengan nilai perolehan dana di bawah Rp 200 miliar serta jumlah saham beredar yang kecil, berpeluang untuk mencatatkan return yang positif pada hari pertama perdagangan.
"Hal ini juga didukung oleh
track record dari
underwriter serta biasanya saham IPO strategis telah memiliki
anchor buyer," ujarnya. Thendra menilai sektor logistik dan rokok cukup diminati untuk saat ini. Kendati demikian, Thendra menyarankan investor untuk lebih mencermati realisasi kinerja pasca IPO apabila ingin agresif beli di pasar sekunder. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi