Simak rekomendasi dua analis ini untuk saham HM Sampoerna (HMSP)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP, anggota indeks Kompas100 ini) masih mencatatkan tren penurunan. Melansir data dari RTI, hingga Kamis (4/7), saham HSMP tercatat turun 14,82% secara year to date (ytd).

Sementara bila melihat dari data yang disajikan Bloomberg, hingga hari ini, harga saham HMSP berada di level Rp 3.160 dengan PER 26,71. Emiten ini pun sudah kehilangan market cap sebesar Rp 69 triliun sepanjang tahun ini dan hingga sekarang besarnya market cap HMSP sebesar 367,565 triliun.

Hal ini tentu saja menjadi sorotan, apalagi bila mengingat harga saham emiten ini terus terkoreksi selama tiga tahun terakhir. Lalu, apakah HSMP bisa kembali bangkit?


Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony memberikan pandangan, harga saham HSMP masih bisa merangkak naik. Chris memberikan beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan.

Untuk membuat harga saham HMSP kembali menguat, tentu pihak HMSP perlu meningkatkan kinerja. Salah satunya sudah dilakukan oleh HMSP dengan melakukan ekspansi ke Jepang.

Selain itu, HMSP juga harus lebih aktif dalam mengeluarkan produk dan inovasi baru. Hal ini juga sudah dilakukan oleh HMSP dengan membawa Philip Morris ke Indonesia. Tindakan ini merupakan upaya HMSP untuk memberikan alternatif di tengah naiknya harga rokok.

Adanya investor juga Chris nilai bisa menjadi angin segar bagi HMSP ini. Senada dengan Chris, analis teknikal BCA Sekuritas Achmad Yaki Yamani juga berpendapat, ini adalah saat yang tepat untuk investor masuk ke saham HMSP.

“Level di bawah Rp 3.100 sudah cukup murah karena sudah berada di level minus 2 standar deviasi baik dari segi price to earnings ratio (PER) band atau price to book value (PBV) band. Investor bisa buy on support di level Rp 3.020 – Rp 3.080.” ujarnya.

Berbicara tentang masih menarik atau tidaknya saham HMSP untuk dikoleksi, kedua analis ini kompak mengatakan, saham emiten ini masih menarik. Chris menilai, menarik secara teknikal karena terlihat selama 3 tahun, harga saham HMSP sempat sideways di area Rp 3.000 – Rp 5.000.

Sementara, Achmad Yakin menilai menarik karena bila melihat dari valuasi harga sahamnya, walau penurunan terjadi karena tekanan jual yang masih besar, kinerja 1Q19 HMSP masih tumbuh.

Bila menilai dari sisi fundamental, keduanya juga senada mengatakan fundamental emiten ini masih tumbuh dan margin relatif terjaga.

Namun, Chris menambahkan, HMSP memang terlihat lebih mahal bila dibandingkan dengan Gudang Garam (GGRM) sehingga HMSP harus menambah kinerja yang lebih baik.

Untuk yang ingin menjadi investor, Achmad Yaki memberikan rekomendasi buy on support di Rp 3.020 – Rp 3.100. Sementara Chris memberi rekomendasi beli di area Rp 3.000 – Rp 3.200 dengan area stop loss di Rp 2.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto