Simak rekomendasi para analis untuk saham ACES



JAKARTA. Sambil menunggu laporan keuangan 2016, kinerja saham PT Ace Hardware Tbk (ACES) menurun 7% menjadi Rp 750 per saham dari pembukaan di awal tahun Rp 810 per saham. Tapi secara fundamental kinerja tahun ini diprediksi bisa tumbuh dengan penambahan gerai.

Walaupun ada beberapa kondisi yang membuat beberapa analis meragukan pertumbuhan distributor peralatan rumah tangga ini. Menurut analis Samuel Sekuritas Marlene Tanumihardja memandang sektor properti yang belum menunjukkan tren bullish menjadi penghambat pertumbuhan kinerja ACES. ”Terutama pada segmen properti apartemen,” katanya dalam riset (16/2).

Selain itu imbas dana realisasi tax amnesty belum juga terlihat memberi stimulus pada sektor properti. Sehingga belum bisa memberikan sentimen positif dalam waktu dekat. Belum lagi ACES juga diprediksi menerapkan strategi yang konservatif, terlihat dari rencana pembukaan gerai baru. Serta belum ada program promosi yang agresif di tengah sektor properti yang masih lesu.


Menurut manajemen, tahun ini menyediakan belanja modal sebesar Rp 300 miliar dengan target membuka 10 gerai baru, yang mayoritas masih berada di pulau Jawa. Sehingga pada tahun ini perusahaan memperkirakan pertumbuhan penjualan sebesar 7% pada tahun ini.

Analis Ciptadana Securities Nichelle Ongko mengatakan belanja modal tahun ini masih sama dengan tahun kemarin. Sehingga pertumbuhan pendapatannya memang masih konservatif sekitar 7%-8%. Di mana gerai baru ini akan lebih menyasar masyarakat kalangan high end.

Selain itu prediksinya tahun 2016 tidak dapat menembus target same store sales growth (SSSG) sebesar 2%. Kemungkinan hanya 1,4%, yang disebabkan turunnya sektor properti pada tahun kemarin. “Tapi secara kinerja, masih mencerminkan makro ekonomi tahun kemarin,” katanya, (2/3).

Sehingga dia menurunkan estimasi laba bersih perusahaan tahun 2016 sebesar 3%, menjadi Rp 605 miliar. Sementara di tahun ini dia memprediksikan laba bersih masih naik 13% dari tahun lalu menjadi Rp 685 miliar.

Nichelle berasumsi stimulus tax amnesty ke sektor properti akan dirasakan pada semester kedua tahun ini, sehingga penjualan ACES bisa terangkat. Tapi pada semester pertama ini dia memprediksi penjualan alat rumah tangga masih melunak.

Fluktuasi nilai tukar juga dianggap Nichelle belum menjadi kendala ACES, walaupun 75% barang yang dijual berasal dari luar negeri. Karena perusahaan menerapkan pass on cost sehingga dibebankan kepada pembeli dan meningkatkan COGS atau harga pokok penjualan. ”Melihat target pasar ACES masyarakat kelas high end, tentunya resiko dari hal ini menjadi terbatas,” kata Nichelle.

Dengan estimasi laba tumbuh dan membaiknya sektor properti pada semester kedua, Nichelle merekomendasikan buy saham ACES di target harga Rp 1.010. Sementara Marlene memangkas estimasi SSSG tahun ini menjadi 1,5% dari 3,2%, dia merekomendasikan hold saham ACES di target harga Rp 825 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto