KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kabari gembira bagi pemegang saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO). Emiten pertambangan batubara ini akan membagikan dividen interim senilai US$ 400 juta kepada pemegang sahamnya. Dividen interim ini berasal dari laba bersih ADRO pada periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023 Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mengatakan, dividend payout ratio untuk dividen interim ADRO sebesar 33% dari laba bersih yang berakhir pada tanggal 30 September 2023. Sebagai gambaran, ADRO meraih laba bersih sebesar US$ 1,21 miliar hingga September 2023, menurun 36,31% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun lalu.
Mengingat rencana jangka pendek dan menengah ADRO, Rizkia berekspektasi dividend payout ratio untuk tahun ini berada di kisaran 35% sampai 40%. “Dengan mengasumsikan dividend payout ratio tersebut, maka kisaran final dividend nanti kemungkinan ada di US$ 135 juta sampai US$ 240 juta,” kata Rizkia kepada Kontan.co.id, Selasa (19/12).
Baca Juga: Diversifikasi Bisnis, Adaro Energy (ADRO) Garap Proyek Pengolahan Air Bersih Sebagai perbandingan, dividen final ADRO tahun lalu mencapai US$ 500 juta, sehingga total dividen ADRO untuk tahun buku 2022 mencapai US$ 1 miliar, yang merupakan rekor tertinggi pembagian dividen emiten besutan Boy Thohir ini. ADRO memang belum menentukan besaran per saham yang akan diterima pemegang saham. Kurs untuk konversi dividen ke mata uang rupiah akan ditentukan dengan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 2 Januari 2024. Namun, jika dikonversikan berdasarkan kurs rupiah Selasa (19/12), maka total dividen interim ADRO tahun buku 2023 mencapai Rp 6,2 triliun. Dengan asumsi total saham ADRO di luar saham treasury sebanyak 30,88 miliar saham per akhir November 2023, maka dividen interim ADRO berkisar antara Rp 200,98 per saham, dengan estimasi yield mencapai 7,73%. Estimasi
yield tersebut mengacu pada harga penutupan ADRO per Selasa (10/12) di level Rp 2.600 per saham. Rizkia menilai
yield yang dihasilkan ADRO cukup menarik. “Saya rasa ekspektasi
yield lebih dari 7% masih menarik,” sambung dia.
Dari sisi fundamental, Rizkia meramal kinerja keuangan ADRO tetap akan menurun secara
year-on-year di tahun depan. Hanya saja, berkaca pada basis kinerja secara kuartalan, Rizkia menilai penurunan kinerja ADRO sudah mulai melandai. Sebelumnya, manajemen ADRO mengisyaratkan volume produksi batubara thermal pada tahun depan akan datar, tak jauh berbeda dari capaian tahun ini. Proyeksi Rizkia, produksi batubara ADRO tahun depan akan tetap berada di level 60 juta ton. Karena sebetulnya dengan harga jual batubara sekarang, cenderung masih lebih menguntungkan.
Adapun sampai dengan September 2023, volume produksi batubara ADRO naik 12% menjadi 50,73 juta ton. Rizkia menyematkan rating
hold saham ADRO dengan target harga Rp 2.380 per saham. Sementara analis Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyematkan rekomendasi
buy on weakness (BoW), dengan level support Rp 2.430 dan resistance Rp 2.700. Saham ADRO terpantau menguat 7,35% dalam sepekan dan parkir di level Rp 2.630 per pukul 09.15 WIB. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari