Simak Rekomendasi Saham Blue Chip Berikut di Tengah Musim Rilis Kinerja LQ45



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki pekan terakhir bulan Maret 2024, lebih dari separuh konstituen indeks LQ45 sudah merilis laporan keuangan tahun buku 2023. Mayoritas hasilnya sesuai ekspektasi analis, terutama emiten perbankan yang kompak mencetak pertumbuhan kinerja dan merosotnya performa dari emiten batubara.

CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo mengamati dari 25 emiten LQ45 yang sudah merilis kinerja tahunan, sekitar 60% mampu mencetak pertumbuhan dari sisi pendapatan maupun laba. Emiten perbankan dan telekomunikasi membukukan kinerja apik.

Sedangkan kinerja emiten komoditas terutama batubara tergerus, seiring tekanan pada harga batubara global pada tahun lalu. Dari sektor energi alternatif, Praska menilai kinerja PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sesuai ekspektasi, sejalan dengan prospek meningkatnya utilisasi dari energi baru dan terbarukan.


Selain itu, Praska menyoroti kinerja PT Astra International Tbk (ASII), PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang menurutnya di atas ekspektasi. Meski begitu, reaksi pergerakan saham terhadap emiten yang sudah merilis kinerja cukup beragam.

Baca Juga: Simak Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Perdagangan Hari Ini (25/3)

"Namun secara mayoritas, rilis kinerja emiten yang positif cukup mendorong harga saham naik ke level yang lebih tinggi, khususnya terjadi di sektor perbankan," kata Praska kepada Kontan.co.id, Minggu (24/3).

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih melanjutkan, harga saham berkorelasi positif dengan performa kinerja keuangan. Ratih mencontohkan kinerja yang solid pada emiten perbankan meningkatkan ekspektasi investor terhadap besaran dividen, yang kemudian mendongkrak permintaan dan harga sahamnya.

Setelah gelombang dividen dari emitan bank big caps, pelaku pasar menanti rilis dividen dari emiten sektor energi dan industri khususnya ASII dan PT United Tractors Tbk (UNTR). Secara historis, sektor dan emiten tersebut membagikan dividen dengan Dividend Payout Ratio (DPR) dan yield yang menarik.

Head of Research Mega Capital Sekuritas (InvestasiKu) Cheril Tanuwijaya mengamati antisipasi pelaku pasar terhadap laporan keuangan telah mengangkat kinerja indeks LQ45, yang berbalik uptrend sejak Februari. Hingga akhir pekan lalu, Jum'at (22/3), indeks LQ45 tercatat naik 2,70% secara year to date.

Namun, saat ini Cheril melihat penguatan indeks saham blue chips cenderung stagnan. Tak hanya soal kinerja keuangan tahun 2023 dan ekspektasi pembagian dividen, Cheril menilai para investor turut mencerna sentimen global yang akan memengaruhi prospek sektoral maupun momentum bagi saham di sektor tersebut.

Analis Stocknow.id Emil Fajrizki mengamini momentum sektoral turut menjadi katalis penting yang memengaruhi pergerakan harga saham. Faktor ini juga yang menyebabkan dampak rilis laporan keuangan terhadap harga saham menjadi beragam, tergantung dari respons pasar pada sentimen yang mengiringinya.

Baca Juga: Diantara Saham Tambang Logam Mineral, Berikut Saham yang Jadi Rekomendasi Analis

Emil mencontohkan saham PGEO yang pergerakan harganya cenderung sideways sejak bulan Februari. Berbeda dari saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yang harganya berbalik melejit sejak awal Maret 2024.

Kemudian setelah gelombang penguatan dari emiten bank, Emil memprediksi penggerak LQ45 berikutnya adalah saham dari sektor energi dan barang konsumsi (consumer). Saham energi terdongkrak oleh penguatan harga komoditas batubara dan minyak, sementara saham consumer terangkat oleh momentum ramadan - lebaran.

Rekomendasi Saham

Pelaku pasar pun bisa menaruh perhatian pada saham  PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO).

Namun untuk momentum koleksi, Emil menyarankan buy untuk saham PGAS (target harga Rp 1.370), SIDO (target Rp 660 hingga Rp 700), dan UNTR yang menarik jika mampu breakout resistance Rp 24.700 dengan potensi kenaikan terdekat ke level Rp 25.725.

Cheril sepakat, secara sektoral saham consumer dan energi bisa terdorong oleh momentum. Dia pun merekomendasikan saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dengan target harga Rp 3.200 dan stoploss di Rp 2.750. Lalu, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dengan target harga Rp 7.000 dan stoploss Rp 6.200.

 
ADRO Chart by TradingView

Selain itu, Cheril menyodorkan saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dengan target harga Rp 1.650 dan stoploss di Rp 1.300. Sementara Praska menyematkan rekomendasi buy untuk saham ASII, UNTR, INTP, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL).

Sedangkan Ratih menyarankan trading plan untuk membeli saham ASII di area Rp 5.350 dengan target harga pada resistance Rp 5.650 dan stoploss di Rp 5.100. Kemudian, buy saham ADRO pada harga Rp 2.650, dengan target harga di resistance Rp 2.850 dan stoploss di Rp 2.550.

Rekomendasi lainnya, buy saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) di harga Rp 6.125 dengan target pada resistance Rp 6.400. Lalu, buy saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) pada area Rp 2.630 dengan target pada resistance Rp 2.800 dan stoploss di Rp 2.450.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari