Simak Rekomendasi Saham BNI (BBNI) di Tengah Potensi Kinerja Positif di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit dan kinerja PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) punya prospek positif di tahun 2023. Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki mengatakan, penyaluran kredit dapat tumbuh high single digit meski dibayangi potensi resesi ekonomi.

Hal ini didukung oleh para perusahaan yang akan tetap melakukan ekspansi. Alhasil, kredit sindikasi dan korporasi akan menjadi penopang pertumbuhan kredit perbankan pada tahun depan.

"Laba per saham pada tahun 2023 dapat meningkat lebih dari 25%, sementara top line berpotensi tumbuh di atas 20%," kata Yaki saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/12).


Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri memperkirakan, laba bersih BBNI pada tahun 2023 dapat mencapai Rp 21,6 triliun. Jumlah tersebut naik 18,6% dibanding perkiraan laba bersih setahun penuh 2022 yang sebesar Rp 18,2 triliun.

Ada empat faktor yang mendorong kenaikan laba bersih pada tahun depan. Pertama, BBNI diprediksi dapat mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 8,6% year on year (yoy) pada tahun 2023. Kedua, net interest margin (NIM) alias margin bunga bersih naik 20 basis points (bps) menjadi 4,7%.

Baca Juga: BNI akan Tranformasikan 210 Kantor Jadi Lebih Digital Tahun 2023

Ketiga, operational expenditure meningkat 10,1% yoy. Keempat, biaya kredit yang lebih rendah, yakni sebesar 154 bps dibanding pada setahun penuh 2022 yang sebesar 189 bps.

Analisis sensitivitas BRI Danareksa Sekuritas menunjukkan, untuk setiap kenaikan biaya kredit sebesar 10 bps, maka pendapatan akan lebih rendah 2,4% dari skenario dasar.

Lebih lanjut, potensi kenaikan NIM BBNI sebesar 20 bps pada 2023 didukung oleh beberapa faktor. Pertama, kredit BBNI berfokus pada segmen korporasi papan atas, program Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta pinjaman berbasis payroll. Jenis kredit tersebut mempunyai biaya kredit yang lebih rendah.

Kedua, simpanan nasabah berpeluang tumbuh 5,6% yoy menjadi Rp 881,31 triliun. Pada tahun 2022, simpanan nasabah diperkirakan dapat mencapai Rp 767,85 triliun.

Ketiga, potensi kenaikan 10 bps pada cost of fund (CoF) campuran menjadi 1,8%. Hal ini sejalan dengan porsi current account dan saving account (CASA) simpanan yang lebih tinggi yakni 70,7% dari total simpanan nasabah pada Desember 2023, dari 69% pada 2022.

Hal menarik lainnya adalah BBNI berpotensi meningkatkan rasio pembayaran dividennya hingga 40% dari keuntungan 2022 dari rasio biasanya yang sebesar 25%. "Ini dapat diterjemahkan ke dalam hasil dividen yang lebih tinggi," kata Eka dalam riset tanggal 14 November 2022.

 
BBNI Chart by TradingView

Berdasarkan riset tanggal 14 Desember 2022, CEO Astronacci International Gema Goeyardi menyampaikan, strategi pertumbuhan BBNI akan tetap fokus pada segmen dengan kualitas kredit yang baik. Sebut saja kredit korporasi di sektor terkemuka beserta supply chain-nya, kredit payroll di segmen konsumen, dan kredit usaha di segmen kecil.

Dengan strategi konservatif ini, NIM diprediksi akan berada di tingkat moderat. Namun, hal ini akan dikompensasi dengan biaya kredit yang rendah dan pendapatan yang optimal dari transaksi pelanggan.

Per September 2022, BBNI membukukan peningkatan laba bersih  76,8% yoy menjadi Rp 13,7 triliun. Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 9,1% yoy menjadi Rp 622,61 triliun dengan fokus pada segmen rendah risiko, debitur top tier di setiap sektor industri yang prospektif, maupun juara regional di setiap daerah.

"Paparan tinggi pada kredit berkualitas ini diharapkan akan berdampak pada peningkatan kredit berkualitas dalam jangka panjang," ungkap Gema.

Sebagai penopang pertumbuhan kredit, BBNI mengandalkan pendanaan terutama dari tabungan dan giro. Rasio CASA BBNI mencapai 70,9% dari total dana pihak ketiga. Angka tersebut merupakan pencapaian tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Ketiga analis ini merekomendasikan buy BBNI. Gema menetapkan target harga Rp 10.500 per saham, Eka Rp 11.500, dan Yaki Rp 11.000 per saham.

Pada perdagangan Kamis (22/12), harga BBNI naik 0,80% ke level Rp 9.425 per saham. Sementara secara year to date, harga BBNI sudah melesat 39,63%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari