KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) berhasil mencetak kinerja mentereng sepanjang tahun lalu. Emiten tambang batubara ini membukukan laba bersih senilai Rp 7,90 triliun per akhir Desember 2021. Realisasi ini melesat 231,47% dari laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 2,38 triliun. Asal tahu, torehan laba bersih ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah PTBA berdiri. Bersamaan, PTBA mengantongi pendapatan senilai Rp 29,26 triliun. Jumlah ini naik 68,9% dari pendapatan bersih pada 2020 sebesar Rp 17,32 triliun.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Juan Harahap menilai, pendapatan PTBA tahun lalu berada di atas perkiraan Mirae Asset dan target konsensus, masing-masing mencerminkan 107,4% dan 116,3% dari perkiraaan. Juan menyebut, pertumbuhan pendapatan pada 2021 terutama didorong oleh harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) yang lebih tinggi sebesar 55,7% menjadi Rp 1 juta per ton. ASP yang menanjak juga dikombinasikan dengan volume penjualan yang naik 8,8% menjadi 28,4 juta ton.
Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Untuk Diperdagangkan Jumat (11/3) Sementara itu, realisasi laba bersih PTBA juga berada atas perkiraan Mirae Asset Sekuritas, yakni berada pada run-rate 116,8% dan konsensus pada run-rate 117,3%. Tahun ini, emiten yang berbasis di Sumatra Selatan tersebut telah menetapkan target kinerja operasional. PTBA menargetkan volume produksi mencapai 36,41 juta ton batubara untuk 2022. Target ini naik 21% dari realisasi produksi di 2021 sebesar 30,04 juta ton. Dengan menimbang target tersebut, Juan menyempurnakan asumsi kinerja PTBA untuk tahun ini. Juan meningkatkan asumsi volume produksi batubara pada 2022 menjadi 36 juta ton dari sebelumnya 33 juta ton. Juan juga meningkatkan harga rata-rata batubara global menjadi US$ 155 per ton dari sebelumnya US$ 120 per ton untuk tahun ini Dus, Mirae meningkatkan estimasi laba bersih PTBA untuk 2022 sebesar 54,3% menjadi Rp 10,3 triliun.
Seiring dengan revisi naik proyeksi kinerja PTBA, Juan menaikkan rekomendasi saham PTBA dari hold menjadi buy dengan target harga yang lebih tinggi pula, yakni Rp 4.500 (dari sebelumnya Rp 3.000). “Rekomendasi ini didorong oleh potensi margin yang lebih tinggi yang didukung oleh kenaikan harga batubara global dan potensi peningkatan kapasitas produksi dengan cadangan yang melimpah,” tulis Juan dalam riset, Rabu (9/3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi