KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) menjadi salah satu saham emiten tambang batubara yang berkinerja apik. Sejak awal tahun atau secara
year-to-date (ytd), saham emiten pelat merah ini telah menguat 33,58%. Secara teknikal, analis Phillip Sekuritas Indonesia Joshua Marcius mengatakan, saham PTBA sedang bergerak dalam pola
bullish continuation pattern dan saat ini bergerak di atas
trendline dari pola
falling wedge yang tertembus pada tanggal 2 Desember 2021. Sehingga PTBA masih memiliki potensi untuk bergerak menguat dan mencapai area resisten 1 Rp 3.980 atau area resisten 2 pada Rp 4.450 dengan suport pada area Rp 2.950 per saham.
Stochastic mengarah ke atas pada area
overbought-nya,
“Hal ini mengindikasikan akan adanya potensi penguatan ke depan pada saham PTBA. Rekomendasi yang disarankan adalah
buy on weakness,” terang Joshua, Senin (7/3). Dia menambahkan, penguatan harga batubara akibat dari perang antara Rusia dan Ukraina merupakan salah satu sentimen positif bagi pergerakan saham emiten batubara.
Baca Juga: Intip Kemajuan Sejumlah Proyek Milik Bukit Asam (PTBA) Senada, Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menilai, kenaikan harga batubara memang menjadi salah satu penopang sentimen positif terhadap penguatan saham-saham batubara, salah satunya saham PTBA. "Akibat dari hubungan Rusia dan Ukraina yang masih belum selesai, maka ini masih akan berdampak kepada harga komoditasnya sehingga masih berpotensi untuk terjadi kenaikan,” terang Ivan. Dia pun merekomendasikan
hold saham PTBA dengan level suport Rp 3.540 dan level resisten Rp 3.760. Ivan mengatakan, PTBA bergerak menguat membentuk pola
gap up. PTBA ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai apabila dibandingkan dengan rata-rata perdagangan sepekan.
Saham emiten pelat merah tersebut saat ini bergerak di atas
upper band pada indikator
bollinger band. Indikator
stochastic juga tampak berada pada area
overbought yang mengindikasikan adanya potensi aksi
profit taking jangka pendek. Jika dilihat, tren saham PTBA masih berada pada fase
uptrend walaupun penguatannya sudah mulai terbatas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari