Simak Rekomendasi Saham Bumi Resources (BUMI) yang Bakal Private Placement Lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan kembali menggelar Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement. BUMI akan menerbitkan saham baru tanpa HMETD sebanyak 28.229 saham Seri C dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Private placement ini akan dilaksanakan pada 8 Maret 2023, dan hasilnya akan diumumkan pada 10 Maret 2023. Aksi korporasi ini dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp 80 per saham untuk permintaan konversi yang diterima pada periode tahun ke-5, yang berakhir pada 10 Desember 2022.

Kemudian dengan harga pelaksanaan Rp 178 per saham untuk permintaan konversi yang diterima pada periode tahun ke-6, yang berakhir pada 10 Desember 2023. Harga pelaksanaan itu telah ditentukan sesuai dengan perjanjian perwaliamanatan dan ketentuan perundang-undangan di pasar modal.


Setelah pelaksanaan private placement kali ini, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor BUMI akan kembali meningkat dari 371.320.676.795 miliar saham menjadi 371.320.705.024 saham. Terdiri dari 20,77 miliar saham Seri A, 53,50 miliar saham Seri B dan 297,04 miliar saham Seri C.

Baca Juga: Rekomendasi Analis, Laba Jasa Marga (JSMR) Melesat 70,18% pada 2022!

Adapun emiten batubara entitas Grup Bakrie dan Grup Salim ini kembali menggelar private placement dalam rangka memperbaiki posisi keuangan dan pelaksanaan kewajiban konversi atas Obligasi Wajib Konversi (OWK).

Direktur Independen & Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan ada tiga pihak yang mengirimkan permintaan konversi OWK. Yaitu, yang diterima pada tahun ke-5 (11 Desember 2021 - 10 Desember 2022), dengan harga exercise sebesar Rp 80 per saham.

Selain itu, ada dua permintaan konversi lainnya yang diterima pada tahun ke-6 atau setelah 11 Desember 2022, dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 178 per saham. Sesuai formula harga yang disetujui dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Formulasi harga itu ditujukan untuk periode berjalan 11 Desember 2022 hingga 10 Desember 2023.

"Semua permintaan konversi ini telah diproses bersama," ungkap Dileep kepada Kontan.co.id, Minggu (5/3).

Dileep bilang, OWK sepenuhnya dapat dikonversi menjadi saham dengan formula harga yang ditetapkan setiap tahun sesuai perjanjian PKPU. Adapun, utang PKPU BUMI sudah lunas pada 22 Oktober 2022.

Seperti diketahui, BUMI getol menggelar restrukturisasi dan pelunasan utang. Dengan begitu, kondisi keuangan BUMI akan semakin sehat lantaran terbebas dari beban bunga. Apalagi dengan lonjakan harga batubara, BUMI sudah bisa meraih laba bersih senilai US$ 365,49 juta per kuartal ketiga 2022.

"BUMI kini bebas utang dan menghemat biaya bunga hingga US$ 150 juta. Oleh sebab itu prospeknya dapat dipandang cerah," ungkap Dileep.

Pada tahun ini, BUMI menargetkan produksi batubara sekitar 81 juta ton, lebih tinggi dari estimasi produksi sepanjang tahun lalu sekitar 70 juta ton. Dileep mengamini, harga batubara memang sudah lebih moderat, tapi masih ada peluang kenaikan pada semester kedua 2023.

Baca Juga: Adaro Energy (ADRO) Siapkan Capex Rp 9,18 Triliun Tahun Ini, Cek Rekomendasi Sahamnya

Menurut Dileep, harga batubara saat ini pun masih terbilang atraktif. Dia menggambarkan, pada tahun 2016, harga batubara ada di level US$ 48 per ton, artinya harga saat ini masih jauh lebih tinggi antara 4 kali - 5 kali lipat.

Rekomendasi Saham Analis RHB Sekuritas, Fauzan Luthfi Djamal menilai restrukturisasi dan pelunasan utang yang gencar dilakukan BUMI memberi sinyal positif kepada pasar. Kondisi keuangan BUMI akan lebih sehat dengan net gearing yang bisa turun ke bawah 0,5x dari posisi 0,84x, bahkan sempat di 2x pada 2021.

"Sehingga manajemen bisa lebih fokus untuk mengembangkan aset atau ekspansi lainnya. BUMI pun punya pipeline untuk gasifikasi (batubara)," kata Fauzan kepada Kontan.co.id, Minggu (5/3).

Hanya saja, untuk mempertahankan pertumbuhan top line dan bottom line yang berkelanjutan, masih perlu mencermati lagi pergerakan harga batubara. Lalu sejauh mana strategi hilirisasi BUMI akan terealisasi.

 
BUMI Chart by TradingView

Pelaku pasar memang memiliki ekspektasi kinerja yang cemerlang untuk emiten batubara dalam laporan tahun buku 2022, termasuk bagi BUMI. Namun untuk pergerakan harganya relatif sudah ter-priced in.

Oleh sebab itu, Fauzan menyarankan wait and see terlebih dulu sambil menunggu rilis laporan keuangan BUMI dan mencermati arah harga batubara ke depan. Dengan perbaikan bottom line, ke depan BUMI pun bisa mempertimbangkan untuk memberikan dividen sebagai reward bagi para investornya.

Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat saham BUMI masih layak koleksi secara speculative buy. Cermati support di area harga Rp 123 dan resistance pada Rp 140.

Adapun harga BUMI saat ini ada di posisi Rp 133 per saham usai ditutup turun 1,48% pada Jumat (3/3).

"Prospek BUMI saat ini cukup baik mengingat perbaikan kondisi keuangan menjadi penting untuk menstabilkan performa perusahaan," tandas William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi