Simak rekomendasi saham Charoen Pokphand (CPIN) berikut ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dikabarkan tengah menjajaki pinjaman sebesar US$ 307,9 juta atau setara Rp 4,40 triliun sejak 9 Juli lalu. Perusahaan pakan ternak milik konglomerat Jiaravanon asal Thailand ini menargetkan pinjaman dalam mata uang lokal senilai Rp 3 triliun dan US$ 100 juta dalam mata uang Dollar AS.

Kabarnya, Charoen Pokphand bakal menggunakan pinjaman baru tersebut untuk membayar pinjaman yang diraih pada 2015 silam. Analis Panin Sekuritas, Rendy Wijaya menilai jumlah dan mata uang untuk utang baru tersebut sama seperti dengan utang yang direfinancing yang akan jatuh tempo. Sehingga, ia melihat refinancing ini tidak berdampak signifikan terhadap CPIN.

Berdasar laporan keuangan kuartal pertama tahun ini, CPIN memiliki jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp 6,31 triliun. Dimana sebesar Rp 1,08 triliun merupakan utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun atas utang bank, Rp 1,08 triliun utang usaha pihak ketiga, serta Rp 2,77 triliun merupakan pinjaman jangka pendek. Ia melihat CPIN memiliki neraca yang lebih solid dengan net gearing ratio tercatat sebesar 10%.


Baca Juga: Saham JPFA, MAIN dan CPIN melesat, ini pendorongnya menurut analis

Lebih lanjut Rendy memperkirakan, kinerja CPIN bakal tertekan cukup signifikan pada tahun ini. Mengingat, hingga sekarang permintaan masih cenderung melemah seiring dengan belum pulihnya trafik di pasar tradisional akibat pandemi Covid-19.

Sepanjang kuartal 1 2020 saja, Charoen Pokphand sudah membukukan penurunan kinerja. Pendapatan emiten poultry ini turun 3,9% secara year on year menjadi Rp 13,89 triliun. Walau begitu, laba bersih CPIN masih tumbuh 13,6% secara tahunan menjadi Rp 922,26 miliar.

Rendy mengatakan, meski harga broiler dan day old chick (DOC) sudah mencatatkan perbaikan, tapi volume permintaan yang rendah berpotensi menekan kinerja. Padahal penjualan broiler dan DOC jika digabungkan berkontribusi sekitar 30% terhadap total pendapatan CPIN.

Baca Juga: Meski laba naik, prospek Charoen Pokphand (CPIN) terhalang ketidakpastian ekonomi

Menurutnya, penurunan permintaan ini menjadi tantangan terberat emiten sektor poultry sekarang ini. "Akan tetapi dengan membaiknya harga broiler dan DOC, marjin keuntungan berpotensi mencatatkan perbaikan terbatas di 2020 ini," ujar dia, Selasa (28/7).

Dia menambahkan, dari valuasinya saham CPIN sudah terbilang mahal dengan PER 27,33 kali dan PBV di 4,59 kali. Untuk saat ini, ia masih merekomendasikan hold saham CPIN. Pada penutupan perdagangan Selasa (28/7) harga saham CPIN menguat 0,40% ke harga Rp 6.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati