KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) sukses raup kinerja moncer per kuartal III-2022. Emiten pengembang properti ini berhasil meraih laba bersih senilai Rp 1,52 triliun dalam sembilan bulan pertama 2022. Realisasi tersebut melesat 50,5% dibandingkan laba bersih yang diraih CTRA per kuartal III-2021 senilai Rp 1,01 triliun. Lonjakan laba CTRA didorong dari pendapatan yang tumbuh 8,73% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 7,22 triliun. Kenaikan laba bersih CTRA antara lain terdongkrak oleh penurunan beban keuangan neto yang terpangkas 19,3% secara YoY, dari posisi Rp 966,20 miliar menjadi Rp 779,69 miliar per kuartal III-2022.
Jika dirinci, pendapatan CTRA masih didominasi oleh penjualan dari kaveling, rumah hunian dan ruko dengan nilai Rp 5,09 triliun atau berkontribusi 70,5% terhadap total pendapatan CTRA hingga September 2022. CTRA juga membukukan penjualan neto dari segmen kantor sebesar Rp 404,61 miliar dan apartemen senilai Rp 366,47 miliar. Sisanya, disumbangkan dari segmen pendapatan usaha dengan total nilai Rp 1,36 triliun.
Baca Juga: Penjualan Apartemen Ciputra Development Turun pada Semester I 2022, Ini Sebabnya Pendapatan usaha CTRA terdiri dari pusat niaga, rumah sakit, hotel, sewa kantor, lapangan golf, dan lainnya. Sementara itu, dari sisi pendapatan pra-penjualan (
marketing sales), CTRA telah mengantongi Rp 6,5 triliun hingga kuartal III-2022. Realisasi tersebut setara dengan 79% dari target Rp 8,2 triliun yang ingin dicapai sepanjang 2022. Jika dibandingkan capaian kuartal III-2021,
marketing sales CTRA tumbuh di level 30%. Adapun, proyek-proyek hunian di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Makassar dan Medan menopang penjualan CTRA sepanjang sembilan bulan 2022. Direktur Ciputra Development Harun Hajadi belum membeberkan proyeksi pendapatan dan laba bersih yang bakal diraih CTRA sampai tutup tahun 2022. Dia hanya menyoroti, kondisi makroekonomi dan kebijakan suku bunga akan mempengaruhi kinerja di sisa tahun ini. "Yang paling penting adalah suku bunga jangan naik banyak. Jika naik banyak, properti akan terdampak. Kalau inflasi bisa dikelola dengan baik, maka kenaikan suku bunga juga mulai terhenti," ungkap Harun kepada Kontan.co.id, Rabu (2/11).
Rekomendasi Saham Sayangnya, kinerja keuangan yang cemerlang belum mendongkrak pergerakan saham CTRA. Saham CTRA terkoreksi lebih dari 1% secara beruntun di dua hari pertama bulan November. Pada perdagangan Rabu (2/11), saham CTRA merosot 1,61% ke harga Rp 915. Meski begitu, sejumlah analis menilai saham CTRA masih prospektif dan menarik dikoleksi. Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menyoroti
marketing sales CTRA per kuartal III-2022 yang level pertumbuhannya lebih tinggi dari rata-rata emiten properti. Selain itu, CTRA memiliki produk dan lokasi yang paling terdiversifikasi, terutama di luar Jawa dan daerah penghasil komoditas serta di wilayah Ibu Kota Negara (IKN). Menimbang hal itu. Jono merekomendasikan CTRA dengan target harga di level Rp 1.300. "CTRA juga memiliki neraca yang kuat sehingga tetap dapat ekspansif. Pendapatan berulang yang stabil dari bisnis mall, hotel dan rumah sakit yang dimiliki yang diperkirakan akan terus bertumbuh," terang Jono.
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Cetak Marketing Sales Rp 6,5 Triliun hingga Kuartal III Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora punya catatan terkait tantangan sektor properti. Efek dari inflasi dan kenaikan suku bunga yang mendongkrak bunga kredit kepemilikan rumah bisa menahan minat beli masyarakat. Analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael menambahkan, berakhirnya insentif PPN DTP akan mempengaruhi penjualan properti. Benyamin memperkirakan, pada tahun depan
marketing sales CTRA hanya tumbuh moderat sekitar 5% menjadi Rp 8,8 triliun. Namun, CTRA masih akan melakukan ekspansi, setidaknya dengan meluncurkan dua proyek baru di Jakarta dan daerah Bodetabek. Benyamin pun masih menyematkan rekomendasi beli dengan target harga Rp 1.200. Andhika juga memandang saham CTRA masih layak dipertimbangkan untuk
speculative buy. Area
support yang bisa dicermati berada di Rp 905 dan target penguatan ke harga Rp 990.
Editor: Anna Suci Perwitasari