Simak Rekomendasi Saham CPO saat Harga Referensi Sawit Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga referensi produk minyak kelapa sawit atawa crude palm oil (CPO) yang dikenakan Bea Keluar (BK) dan Tarif Layanan Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD PKS) menurun.

Untuk periode 1–15 Februari 2023, harga referensi BK CPO hanya US$ 879,31 per metrik ton. Nilai ini turun US$ 41,26 atau sekitar 4,48% dari periode 16—31 Januari 2023 lalu yang mencapai US$ 920,57 per metrik ton.

Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan, penurunan harga CPO bisa menjadi sentimen negatif untuk emiten sawit, terutama dari potensi penurunan harga jual yang dapat menurunkan pendapatan. 


Baca Juga: Impor Minyak Kelapa Sawit (CPO) India Merosot di Awal Tahun 2023, Ini Pemicunya

Emiten yang paling terdampak adalah emiten yang banyak menjual di sektor hulu dan banyak menjual ke pasar ekspor.

Salah satunya adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Selain banyak melakukan ekspor, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini banyak menjual produk hulu. 

“Ditambah usia pohon juga sudah relatif tua,” kata Wafi kepada Kontan.co.id, Jumat (3/2).

Wafi memperkirakan, harga komoditas CPO tahun ini akan berada di kisaran RM 3.700 sampai RM 3.900 per metrik ton (MT). Adapun dampak dari implementasi program B35 dinilai belum akan menolong banyak terhadap harga CPO di tahun ini, mengingat kondisi yang masih oversupply. 

“Harga bisa membaik seiring dengan potensi penurunan produksi di tahun ini karena faktor cuaca,” kata dia.

Wafi menyematkan rating netral terhadap saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) dengan target harga Rp 1.070.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi