KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Daerah Bogor seperti Sentul diyakini menjadi daerah yang diincar penduduk perkotaan sebagai alternatif tempat tinggal. Faktor udara yang asri dinilai bisa memberi kenyamanan tersendiri saat melakukan
work from home (WFH) di tengah pandemi. Selain itu, aspek aksesibilitas dan kesediaan fasilitas pendukung menjadi daya tarik properti di daerah ini. Survei properti yang dilakukan oleh tim Trimegah Sekuritas menemukan bahwa permintaan properti di daerah tersebut, khususnya di Summarecon Bogor milik PT Summarecon Agung Tbk (
SMRA) dan Citra Sentul Raya milik PT Ciputra Development Tbk (
CTRA) cukup solid.
Mayoritas pembeli adalah pembeli yang bersifat
first time buyer (pembeli yang pertama kali melakukan pembelian) dari area Jadetabek. Permintaan kedua proyek ini cukup banyak meskipun jarak dari pusat bisnis Jakarta cukup jauh untuk melakukan perjalanan ulang alik harian, yakni sekitar 50 km.
Baca Juga: Marketing sales tumbuh positif, simak rekomendasi saham emiten properti Citra-Sentul dibangun di atas lahan seluas 1.000 hektare di daerah hulu Sentul, sehingga memberikan kualitas udara yang menyegarkan. Citra-Sentul memiliki rute dan aksesibilitas yang cukup baik, hanya berjarak 1 menit dari Tol Jagorawi serta adanya stasiun LRT Sentul di masa depan. Ke depan, rencana proyek jangka panjang CTRA di kawasan Citra-Sentul meliputi pengembangan cluster baru di kawasan Palm Hill dan kawasan CBD di kawasan Citra-Sentul Grande Hills.
Summarecon-Bogor juga dinilai memiliki lingkungan yang cukup baik. Kota buatan ini dikelilingi oleh pegunungan dan sekitar 70% dari
landbank seluas 500 hektare akan dikembangkan untuk area hijau. SMRA akan meluncurkan Summarecon-Bogor fase 2 (
cluster Pinewood dan Rosewood) pada November mendatang, dengan menawarkan 400 unit rumah dengan harga mulai dari Rp 1,5 miliar hingga Rp3,1 miliar.
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) bukukan marketing sales Rp 3,4 triliun hingga kuartal III Dalam preferensi saham, analis Trimegah Sekuritas Kharel Devin Fielim dan Willinoy Sitorus lebih condong ke SMRA daripada CTRA. Dalam hal ini, SMRA punya ekspektasi kinerja yang solid dari kehadiran proyek Summarecon Bogor fase 2. Saham SMRA juga memiliki potensi kenaikan (upside) yang lebih tinggi. Trimegah Sekuritas merekomendasikan beli saham SMRA dengan target harga di Rp 1.200. Namun, Trimegah juga menyematkan rekomendasi beli untuk CTRA dengan target harga Rp 1.215 per saham. “Risiko rekomendasi kami termasuk kinerja dalam pendapatan pra-penjualan (
marketing sales) yang rendah,” tulis Devin dan Willinoy dalam riset, Senin (11/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli