Simak Rekomendasi Saham dan Prospek Emiten Farmasi di Tahun 2025



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih banyak mengalami tantangan, sejumlah emiten di sektor farmasi tetap mematok pertumbuhan kinerja tinggi di tahun 2025. 

Contohnya emiten farmasi yang baru melantai di BEI pada Senin (13/1), PT Brigita Biofarmaka Tbk (OBAT). 

Tahun ini OBAT menargetkan pertumbuhan laba 20% dibanding 2024. Pada 2024, OBAT mencatatkan pendapatan sebesar Rp 100 miliar dengan laba bersih melampaui Rp 30 miliar. 


Selain itu, Emiten produsen tolak angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) menargetkan pertumbuhan kinerja low double digit pada tahun 2025.

Untuk mendukung realisasi target tersebut, SIDO akan memperluas distribusi sekaligus menghadirkan produk minuman dan suplemen berbasis herbal yang dirancang untuk generasi Z dan milenial.

PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) menatap prospek bisnis tahun ini dengan optimisme. Melalui berbagai rencana ekspansi yang telah disusun, perusahaan menargetkan pertumbuhan kinerja hingga 20% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya.

Baca Juga: Cermati Rekomendasi Saham Pilihan para Analis untuk Hari Ini (15/1)

Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai bahwa prospek emiten farmasi masih menjanjikan, terutama karena potensi pertumbuhan yang didorong oleh kemunculan virus HMPV serta peralihan musim hujan, yang biasanya meningkatkan konsumsi obat dan vitamin. 

Adanya dorongan pemerintah terhadap sektor kesehatan ini bisa juga mendorong sektor farmasi dengan potensi adanya peningkatan demand pada vitamin dan obat-obatan.

Meski demikian, pelemahan mata uang menjadi tantangan khusus bagi emiten farmasi yang bergantung pada bahan baku impor. 

"Saat ini perlu yang perlu diperhatikan ialah pelemahan dolar Amerika Serikat yang bisa meningkatkan sisi biaya," kata Azis kepada Kontan, Selasa (14/1).

Namun, emiten seperti SIDO relatif tidak terdampak karena bahan bakunya berasal dari dalam negeri.

Oleh karenanya, investor perlu mencermati kemampuan emiten farmasi dalam mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan, terutama pada top line dan laba bersih, karena kedua faktor ini akan memengaruhi pergerakan harga saham ke depan.

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Emiten Nikel Untuk Hari Ini (15/1)

Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menambahkan bahwa berdasarkan pernyataan manajemen SIDO, perusahaan masih berpotensi mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih di kisaran low double digit. 

"Selain itu, kontribusi dari ekspor diproyeksikan mencapai 9%–10%," ucap Fath kepada Kontan, Selasa (14/1).

Meskipun nilai tukar yang fluktuatif dapat memengaruhi kinerja SIDO, penggunaan bahan baku herbal dari petani lokal diharapkan mampu meminimalkan risiko signifikan akibat perubahan nilai tukar. 

Faktor lain yang berpotensi mendorong kinerja positif SIDO ialah peningkatan harga jual rata-rata (ASP) produknya.

Dari sisi teknikal, Fath melihat SIDO saat ini berada dalam fase konsolidasi atau sideways, dengan level support di Rp 540 per saham dan resistance terdekat di Rp 685 per saham.

Sementara itu, Azis merekomendasikan trading buy untuk saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) dengan target harga Rp 2.520–Rp 2.580 dan level support di Rp 2.470–Rp 2.460.

 
TSPC Chart by TradingView

Selanjutnya: Harga Emas Antam Naik Rp 4.000 Hari Ini Rabu (15/1/2025)

Menarik Dibaca: Cek 6 Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Hari Ini (15/1), Ada BBRI dan BBCA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari