Simak Rekomendasi Saham dan Sektor yang Menarik Dilirik Saat Kuartal III-2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa saham Indonesia cenderung fluktuasi di akhir semester I-2022. Kondisi ini tampak dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melandai dalam periode April-Juni 2022.

IHSG bahkan memerah empat hari beruntun di pekan terakhir bulan Juni ini, dan ditutup pada posisi 6.911,58 pada Kamis (30/6). Sedangkan dari sisi pergerakan saham, pada periode kuartal I dan kuartal II ada rotasi sektoral meski relatif terbatas.

Sebagai gambaran, di jajaran indeks Kompas100 sektor komoditas tambang dan energi mendominasi 10 saham dengan performa terbaik pada kuartal I-2022. PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) memimpin dengan kenaikan 129,25%, menyusul PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) yang melesat 51,52%.


Posisi berikutnya ada PT Matahari Department Store Tbk (LPPF), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Pada periode kuartal II-2022, kinerja emiten komoditas tambang dan energi masih mentereng, dengan sektor consumer non-cyclicals yang merangsek naik. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menjadi jawara dengan kenaikan 38,89%, disusul PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang meningkat 36,46%.

Berikutnya, ada AMRT, PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Indosat Tbk (ISAT), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Medikalola Hermina (HEAL), dan ITMG.

Baca Juga: Simak Proyeksi Pergerakan IHSG Untuk Akhir Pekan Ini (1/7)

Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengatakan, pergerakan tersebut tak lepas dari efek global lonjakan harga komoditas. Sedangkan dari dalam negeri, pengendalian pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi menjadi hal yang krusial.

Oleh sebab itu, saham emiten industri dan transportasi juga mengalami pergerakan yang positif. "Kuartal I, saham komoditas bergerak naik di tengah harga batubara yang terkerek. Kuartal II, sudah mulai beralih ke sektor konsumer seiring pemulihan ekonomi dan terkendalinya Covid-19," kata Daniel kepada Kontan.co.id, Kamis (30/6).

Memasuki periode kuartal III-2022, Daniel memperkirakan ada sedikit rotasi sektoral. Sektor konstruksi ditaksir akan bangkit setelah menyusun penguatan pada akhir kuartal II-2022. Sementara itu, sektor konsumer diproyeksi masih akan melanjutkan pertumbuhan.

Senada, Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra memprediksi sektor konstruksi akan menarik untuk dilirik pada kuartal III-2022. Maxi menyebut, kinerja emiten konstruksi terutama BUMN Karya biasanya baru akan terangkat pada semester kedua.

Baca Juga: IHSG Diprediksi Masih Tertatih pada Awal Juli, Saham-saham Ini Bisa Dicermati

Di samping perolehan kontrak baru, saat ini emiten konstruksi BUMN juga mendapatkan angin segar dari proyek Ibu Kota Nusantara (IKN). Sekalipun belum ada kontrak resmi yang diperoleh, namun kebijakan pemerintah ini telah menjadi katalis positif.

Kemudian, sektor properti juga bisa dicermati. Di tengah kebijakan suku bunga rendah yang masih bertahan, pertumbuhan pasar properti juga bisa subur seiring berlanjutnya pemulihan ekonomi. "Marketing sales emiten properti juga telah menunjukkan peningkatan," kata Maxi.

Selanjutnya, Maxi memprediksi sektor komoditas tambang dan industri pendukungnya belum akan kehilangan pesona. Grup Astra yang memiliki portofolio kuat di bisnis ini bisa dilirik, terutama untuk PT United Tractors Tbk (UNTR).

Masih menurut Maxi, sektor perbankan terutama di BUKU IV, masih punya prospek cerah. Seperti pada PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

 
BBRI Chart by TradingView

Editor: Anna Suci Perwitasari