Simak Rekomendasi Saham Delta Dunia (DOID) yang Bakal Akuisisi 19,9% Saham 29Metals



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melanjutkan strategi ekspansi anorganik dengan mengakuisisi 29Metals Limited. Aksi ini dilakukan melalui rencana penyertaan saham oleh anak perusahaan tidak langsung DOID, Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. (BUMA Singapore).

29Metals telah mengumumkan penawaran atas penerbitan saham baru sebesar AU$ 180 juta pada 3 Desember 2024. Dalam hal ini, BUMA Singapore akan berpartisipasi dan melaksanakan seluruh haknya atas penawaran hak memesan efek.

BUMA Singapore telah menandatangani perjanjian dengan 29Metals untuk penyertaan 229.902.537 lembar saham yang baru diterbitkan, dengan harga AU$ 0,27 per lembar saham. Dengan begitu, nilai dari transaksi ini mencapai AU$ 62,07 juta.


Jika dikonversi memakai kurs saat ini sebesar Rp 10.210 per dolar Australia. Nilai transaksi tersebut setara dengan Rp 633,98 miliar. 

Setelah penyelesaian penyertaan saham, BUMA Singapore, bersama dengan afiliasinya yaitu BUMA Australia Pty. Ltd., diperkirakan akan memiliki sebanyak 19,9% saham atas 29Metals. 

Sebagai bagian dari penyertaan tersebut, DOID akan memiliki hak untuk mencalonkan satu Direktur Non-Eksekutif ke Dewan Direksi 29Metals. Dengan opsi untuk mencalonkan Direktur Non-Eksekutif kedua jika kepemilikannya melebihi 20% dari total saham yang beredar.

Baca Juga: Delta Dunia (DOID) Akuisisi 19,9% Saham Perusahaan Tambang Australia 29Metals

Presiden Direktur Delta Dunia Group Ronald Sutardja mengungkapkan transaksi ini merupakan langkah penting dalam ekspansi strategis DOID, yang memberikan eksposur ke tembaga dan seng.

"Transaksi ini merupakan langkah mencapai tujuan jangka panjang Delta Dunia Group untuk mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon, sekaligus mendiversifikasi portofolio kami," terang Ronald dalam keterbukaan informasi Selasa (3/12).

Sebagai informasi, 29Metals mengoperasikan dua aset, yakni tambang Golden Grove di Australia Barat dan tambang tembaga Capricorn di Queensland. Tambang Golden Grove menawarkan peluang eksplorasi tambahan, sementara tambang Capricorn Copper siap untuk memulai kembali produksi dan ekspansi sumber daya.

Per Desember 2023, perusahaan memiliki cadangan terbukti dan terkira (proven and probable reserves) yang mendukung umur tambang lebih dari 10 tahun. Dalam 12 bulan hingga September 2024, 29Metals memproduksi 26kt tembaga dan 60kt seng.

DOID berencana mendanai akuisisi ini menggunakan cadangan kas dan fasilitas sindikasi bank, sehingga tetap menjaga fleksibilitas keuangan untuk investasi strategis di masa depan. Transaksi ini diharapkan akan selesai pada minggu kedua Desember 2024.

Baca Juga: Delta Dunia Group Perkuat Jejak di Australia dengan Investasi AUD62 Juta di 29Metals

Rekomendasi Saham

Pelaku pasar pun tampak merespons positif kabar akuisisi DOID terhadap 29Metals. Harga saham DOID ditutup menguat 3,80% ke posisi Rp 675 per saham pada perdagangan Rabu (4/12), usai sebelumnya mengalami pelemahan dalam empat perdagangan beruntun.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana melihat akuisisi 29Metals ini dapat menjadi momentum positif yang mendorong minat investor terhadap saham DOID. Ada harapan akuisisi ini dapat memperkuat diversifikasi pendapatan DOID yang selama ini lebih fokus pada jasa pertambangan batubara.  

Aksi ini juga sejalan dengan tren pasar komoditas yang semakin condong pada mineral penting untuk transisi energi.

"Langkah ini juga dapat meningkatkan daya saing DOID di pasar global dan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja keuangan jangka menengah hingga panjang," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Rabu (4/12).

Baca Juga: Anak Usaha Delta Dunia (DOID) Akuisisi Tambang Batubara Metalurgi di Australia

Praktisi Pasar Modal & Founder Warkop Saham Raden Bagus Bima sepakat, akuisisi 19,9% saham 29Metals merupakan langkah strategis yang dapat membawa dampak positif bagi kinerja maupun prospek saham DOID.

"Relevan dengan tren transisi energi global yang meningkatkan permintaan terhadap mineral penting seperti tembaga," ungkap Bima.

Langkah ini sekaligus menunjukkan antisipasi DOID terhadap potensi risiko penurunan permintaan batubara seiring meningkatnya fokus pada energi terbarukan.

Dari sisi pergerakan saham, Bima melihat DOID berpotensi rebound setelah sebelumnya mengalami tekanan jual.

 
DOID Chart by TradingView

Hanya saja, tren pergerakan saham DOID masih berada dalam fase konsolidasi dengan mengikuti sentimen aksi korporasi dan kondisi pasar batubara. Bima pun menyarankan strategi buy on weakness saham DOID jika terjadi koreksi mendekati level Rp 620.

Target jangka pendek berada di level Rp 750 - Rp 800, dan stoploss jika turun ke bawah Rp 620. Sementara Hendra menyarankan trading buy saham DOID untuk memanfaatkan momentum, dengan resistance di level harga Rp 795 per saham.

Selanjutnya: Harga Kedelai Biji Kering dan Tepung Terigu di Papua Naik, Rabu (4/12)

Menarik Dibaca: 9 Ciri-Ciri Diabetes pada Usia Muda, Salah Satunya Mata Kering

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih