KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Dharma Polimetal Tbk (
DRMA) berpeluang kerek kinerja hingga akhir tahun 2024. Ekspansinya untuk memproduksi lebih banyak baterai kendaraan listrik merupakan salah satu katalis pertumbuhan bagi DRMA. Sebagai informasi, DRMA mencatat total penjualan sebesar Rp 1,3 triliun yang meningkat 3,1% quartal on quartal (QoQ), namun turun 7,4%
year on year (YoY). Penjualan DRMA dikontribusikan oleh segmen roda dua (2W) sebesar 60% terhadap total pendapatan, meningkat sebesar 1,7% YoY dan 16,4% QoQ. Segmen roda empat (4W) mengalami penurunan penjualan sebesar 19,5% YoY di kuartal I 2024.
Emiten komponen otomotif ini meraih laba kotor sebesar Rp 246,6 miliar atau turun 4,4% YoY, namun margin laba kotor membaik dibandingkan kuartal I 2023 dari 17,9% menjadi 18,5% di kuartal I-2024. Sedangkan, laba bersih DRMA tercatat sebesar Rp 133,4 miliar yang lebih rendah 38% YoY, namun bertumbuh 44,5% QoQ. Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda mencermati, lesunya kinerja DRMA karena penurunan penjualan pada segmen roda empat (4W). Ini sejalan dengan kondisi perlambatan (slowdown) laju sektor otomotif di Indonesia. Baca Juga:
Kebutuhan Komponen Roda Dua Meningkat, Cek Rekomendasi Saham Dharma Polimetal (DRMA) Kinerja DRMA pada kuartal pertama ini juga dipengaruhi oleh ketidakpastian selama masa pemilihan umum (pemilu) di awal tahun. Selain itu, penurunan kinerja turut dipengaruhi kenaikan modal kerja akibat pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR). Vicky melihat, rencana DRMA ke depannya memproduksi casing baterai untuk Hyundai Kona EV dapat menopang laju pertumbuhan. Namun dengan catatan DRMA melakukan ekspor pada produk terbaru baterai kendaraan listrik tersebut. “Kemudian, permintaan baterai pada kendaraan mobil listrik masih potensi prospektif untuk ke depannya karena melihat saat ini semakin banyak masyarakat yang sudah mulai beralih ke mobil listrik,” imbuh Vicky saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (26/6). Kiwoom Sekuritas Indonesia melihat, DRMA telah mengembangkan beragam produk berkualitas tinggi, sehingga memungkinkan untuk mendiversifikasi portofolio produknya ke dalam teknologi hybrid dan Electric Vehicle (EV), dengan memanfaatkan infrastruktur yang ada secara efektif. DRMA memiliki potensi pemulihan dan pertumbuhan kinerja pada tahun ini dengan melihat strategi seperti pengembangan produk baru, kemajuan pembangunan dua pabrik baru dan perluasan pabrik untuk meningkatkan produksi komponen kendaraan listrik. Salah satu katalis pertumbuhan DRMA tahun ini terletak pada segmen 2W, mengingat tingginya volume industri otomotif di Indonesia. Namun demikian, Vicky mengingatkan, industri otomotif juga masih dibayangi kekhawatiran suku bunga tinggi. Lingkungan suku bunga tinggi dinilai dapat menjadi ancaman bagi industri otomotif karena dapat menyebabkan para konsumen menunda pembelian kendaraan. Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mencermati, meski COGS turun, namun beban pemasaran DRMA mengalami kenaikan yang menyebabkan penurunan laba pada kuartal pertama 2024. Ini menunjukkan penurunan penjualan DRMA bisa jadi karena turunnya permintaan pada sparepart pada periode tersebut.
Reza menilai, segera dimulainya produksi baterai mobil listrik untuk Hyundai itu tentunya akan meningkatkan kinerja DRMA. Hanya saja, perlu menakar lebih dulu seberapa besar volume pemesanan sparepart dari Hyundai tersebut. "Di sisi lain, jika DRMA sudah mampu memenuhi permintaan Hyundai nantinya kita juga harus lihat permintaan dari pabrikan otomotif lain yang akan berimbas pada naik tidaknya pendapatan DRMA," kata Reza kepada Kontan.co.id, Rabu (26/6).
Untuk rekomendasi, Reza menyarankan Buy terhadap DRMA dengan target harga Rp1.100 per saham. Vicky merekomendasikan Trading Buy untuk DRMA dengan target harga Rp 920 per saham. Secara teknikal, Head of Investment Nawasena Abhipraya Investama, Kiswoyo Adi Joe mencermati bahwa indikator saham DRMA masih menunjukkan peningkatan. Stochastic di level 30 mengindikasikan kenaikan, sementara Candle berada di garis tengah bolinger band. Kiswoyo menyarankan
Buy on Weakness untuk DRMA dengan target harga sebesar Rp 920 per saham. Sedangkan, posisi support DRMA di level Rp840 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari