KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara diproyeksi bakal melandai di tahun 2023. Sejumlah sentimen negatif akan menyeret harga batubara di tahun ini. Analis Mirae Asset Sekuritas Rizkia Darmawan mengatakan, di tengah kuatnya pasokan global terutama di China dan India, permintaan batubara diperkirakan relatif lebih lambat tahun ini. Sentimen ini bakal semakin menghambat harga batubara, terutama untuk jenis batubara dengan nilai kalori alias
calorific value (CV) yang tinggi. Yang perlu diwaspadai adalah dalam jangka panjang, target India untuk menghentikan impor batubara pada tahun 2025-2026 akan mempengaruhi harga batubara dunia relatif lebih cepat dari yang diperkirakan, yang pada akhirnya mempengaruhi Indonesian coal Index (ICI).
Permintaan yang terus melemah di tengah melimpahnya pasokan tahun ini akan mempengaruhi batubara dengan kalori tinggi terlebih dahulu. Sebab, perlu dicatat bahwa China masih mencari alternatif batubara yang lebih murah, seperti batubara Rusia dan batubara Indonesia yang memiliki kadar kalori rendah.
Baca Juga: Proyek Hilirisasi Poles Prospek Emiten Nikel, Intip Rekomendasi ANTM, INCO, dan MDKA Secara keseluruhan, penurunan harga batubara tahun ini akan disebabkan oleh tiga faktor utama, yakni naiknya produksi batubara domestik di China dan India, penurunan harga komoditas gas alam, dan meredanya ketegangan geopolitik. “Dikombinasikan dengan prospek harga global tahun ini, kami memilih PT Bukit Asam Tbk (
PTBA) sebagai pilihan utama
(top pick) karena PTBA lebih fokus pada penjualan domestik tahun ini, dengan rasio domestik terhadap ekspor sebesar 9:1,” tulis Rizkia dalam riset, Senin (10/4). Selain berfokus pada pasar domestik, PTBA juga tercatat memiliki sejumlah proyek investasi dengan nilai signifikan terkait infrastruktur logistik. Proyek ini akan membantu PTBA dalam meningkatkan volume penjualan di masa depan.
Meski demikian, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) diperkirakan masih memberikan
yield dividen tertinggi, yakni sekitar 25%-27% tahun ini, diikuti oleh
yield dividend PTBA sekitar 18%-21%, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) dengan
yield sekitar 16%-18%. Mirae Asset Sekuritas menyematkan
rating netral terhadap sektor batubara Indonesia, dengan rekomendasi
buy terhadap saham PTBA dengan target harga Rp 5.245 per saham,
trading buy saham ADRO dengan target harga Rp 3.340 per saham, dan
hold saham ITMG dengan target harga Rp 38.550 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari