Simak Rekomendasi Saham Emiten E-commerce Pasca Tokopedia Akan Naikkan Biaya Layanan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten sektor teknologi di sektor e-commerce masih mencatatkan kerugian. Tetapi dengan berbagai inovasi, salah satunya meningkatkan biaya layanan maka berpeluang meningkatkan pendapatan bagi perusahaan.

Sebagai informasi, dalam pengelompokan sektoral Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten e-commerce tergolong dalam sektor teknologi.

Terdapat tiga emiten yang mengisi sektor teknologi e-commerce ini yaitu PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), serta PT Global Digital Niaga Tbk (BELI).


Analis BRI Danareksa Sekuritas, Niko Margaronis & Sabela Nur Amalina melihat dinamika positif di industri e-commerce yang ditandai dengan sejumlah e-commerce yang kompak akan menaikkan biaya layanan bagi penjual pada September 2024 ini. 

Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham GOTO yang Gencar Lakukan Diversifikasi Bisnis

Diketahui platform e-commerce yang akan menaikkan biaya layanan adalah Shopee, Tokopedia, dan Lazada. Sebelumnya, Shopee dan Lazada terakhir kali menyesuaikan biaya mereka pada Desember 2023, sementara Tokopedia terakhir kali menaikkan biaya pada Mei 2024.

Niko & Sabela menilai peningkatan biaya yang berkelanjutan menunjukkan bahwa para pelaku di sektor ini sedang memperkuat posisi mereka di pasar. Stabilitas ini akan memperkecil peluang bagi pemain baru untuk memasuki pasar dan bersaing.

Namun demikian, Niko & Sabela mengingatkan agar pendapatan tambahan dari biaya yang dinaikkan dapat diinvestasikan kembali untuk meningkatkan teknologi maupun kualitas platform tersebut sehingga mendorong lebih banyak penjualan.

Baca Juga: Didorong Diversifikasi Bisnis, Cek Rekomendasi Saham Gojek Tokopedia (GOTO)

"Kenaikan biaya memang akan meningkatkan biaya bagi pedagang, tetapi platform diharapkan dapat mengimbangi beban ini dengan menawarkan akses pasar yang lebih luas, peningkatan logistik dan analitik untuk meningkatkan penjualan pedagang," tulis Niko dan Sabela dalam riset (29/8).

Untuk platform Tokopedia dari PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, riset Niko & Sabela mencatat bahwa Tokopedia telah melakukan tiga kali kenaikan biaya sejak tahun 2023, dengan total peningkatan sekitar 108 basis poin secara agregat. 

Penyesuaian biaya ini sejalan dengan panduan GOTO untuk mencapai target biaya atau EBITDA diperkirakan sebesar USD 40 juta atau sekitar Rp 610 miliar dalam proyeksi Niko & Sabela untuk akhir tahun 2024.

Baca Juga: ACES Mencatat SSSG 4,6% pada Juli 2024, Simak Rekomendasi Sahamnya

Selain itu BRI Danareksa juga memperkirakan bahwa Tokopedia akan terus menggunakan TikTok sebagai layanan outsourcing untuk kegiatan operasionalnya. 

"GOTO terus mempertahankan posisinya yang kuat di ODS sambil membuat kemajuan signifikan di sektor fintech melalui gopay. Kombinasi ini semakin menguatkan dugaan bahwa GOTO akan menjadi salah satu penyedia layanan utama bagi TikTok," lanjut riset tersebut.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Sukarno Alatas menilai apabila kenaikan biaya merchant punya sisi negatif untuk beberapa merchant kecil karena akan kesulitan menanggung biaya tambahan. Hal ini bisa mengurangi jumlah merchant di platform.

"Jika dari sisi top line dengan adanya kenaikan biaya merchant, proyeksi kinerja berpotensi meningkat jika tidak terjadi penurunan jumlah merchant yang tidak siap menanggung beban tersebut," kata Sukarno kepada KONTAN, Jumat (30/8). 

Namun inisiatif tersebut belum tentu berdampak signifikan dan mampu mencetak laba positif bagi GOTO dan BELI karena jika dilihat emiten tersebut masih mencetak rugi yang terbilang cukup besar. 

Baca Juga: Dana Asing Terus Mengalir ke Pasar Saham Indonesia, Cermati Saham Rekomendasi Analis

Analis Sucor Sekuritas Paulus Jimmy menilai secara garis besar jika perusahaan e-commerce sudah mampu mencetak profit yang sustainable, perusahaan lebih mampu menyediakan alokasi anggaran untuk membangun fitur baru yang juga akan menguntungkan bagi merchant.

"Kenaikan platform fee dari e-commerce memang didasari oleh kebutuhan para penyedia platform untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, mengingat baik shopee maupun tokopedia masih cukup kesulitan untuk mencetak keuntungan yang stabil di pasar Indonesia," kata Jimmy kepada KONTAN, Jumat (30/8). 

Sayangnya, menurut Paulus hal ini tidak terlalu berpengaruh kepada kepada BUKA karena emiten ini lebih berfokus pada lini bisnis lain.

Paulus merekomendasikan Netral dengan target harga Rp 68 per saham, sedangkan BUKA buy dengan target harga Rp 200 per saham. 

Di sisi lain Sukarno merekomendasikan wait and see. Namun apabila secara teknikal ada sinyal positif, maka investor bisa trading BUKA di kisaran support Rp 115 dan resistance Rp 122-123. Sementara GOTO direkomendasikan buy pada kisaran Rp 51-55.

Baca Juga: Menaker Buka Suara Terkait Jumlah PHK yang Mencapai 32 Ribu Orang di Semester I-2024

Selanjutnya untuk emiten e-commerce BliBli atau BELI, rekomendasi dari Sukarno adalah wait n see karena secara valuasi paling mahal dengan target harga di kisaran Rp 448 - Rp 462 per saham. 

Di sisi lain BRI Danareksa merekomendasikan BUY untuk GOTO dengan target harga Rp 90 per saham. Kemudian untuk BUKA juga direkomendasikan BUY dengan target harga Rp 520 per saham. Begitupun untuk emiten Bukalapak, BRI Danareksa merekomendasikan BUY dengan target harga Rp 340 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli