KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi korporasi tergelar di dalam pilar bisnis energi Sinarmas Grup. Melalui skema restrukturisasi internal, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (
DSSA) akan menjadi pengendali dari emiten batubara PT Golden Energy Mines Tbk (
GEMS). Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, transaksi pengalihan saham antara Golden Energy and Resources Limited (GEAR) selaku pemegang saham pengendali GEMS dengan DSSA berlangsung pada Kamis (10/8). GEAR telah mendistribusikan sebanyak 2,84 miliar saham GEMS kepada DSSA. Pengalihan saham tersebut dilakukan lewat dua skema. Pertama, melalui pembagian dividen saham (dividend in specie) berupa saham GEMS. Kedua, penurunan modal GEAR, dengan cara pengembalian modal oleh GEAR dalam bentuk pembagian saham GEMS.
Baca Juga: Penjualan dan Produksi Batubara Golden Energy (GEMS) Kompak Naik pada Semester I Dalam restrukturisasi internal ini juga terjadi pengalihan seluruh saham GEAR yang dimiliki oleh DSSA kepada Duchess Avenue Pte. Ltd sebagai pihak terafiliasi. Melalui rangkaian transaksi ini, DSSA memiliki 48,43% saham GEMS secara langsung dan tidak lagi memiliki saham GEAR. Dari sisi GEMS, transaksi tersebut membuat perubahan pengendalian langsung setelah DSSA memiliki 48,43% sahamnya. Adapun, aksi korporasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi atas pengelolaan dan pengembangan usaha GEMS dengan berinduk pada perusahaan di Indonesia. Corporate Secretary GEMS Sudin Sudirman belum berbicara banyak terkait restrukturisasi internal ini. Dia hanya menegaskan corporate action tersebut sudah cukup lama dipersiapkan oleh pemegang saham GEMS, yakni antara GEAR dan DSSA. "Betul (terjadi perubahan pemegang saham pengendali GEMS), tapi masih ada tahap berikutnya, seperti di dalam disclosure dari DSSA sebelumnya," kata Sudin kepada Kontan.co.id, Senin (14/8). Sudin memastikan, restrukturisasi internal dan perubahan pemegang saham pengendali ini belum mengubah rencana bisnis GEMS yang telah dirancang untuk tahun 2023. GEMS masih optimistis mengejar target produksi batubara sebanyak 40 juta ton dan volume penjualan 41 juta ton sampai akhir 2023. Hingga semester I-2023, realisasi produksi batubara GEMS mencapai 20,4 juta ton, sedangkan volume penjualan menyentuh 20,2 juta ton. Masing-masing mengalami kenaikan 16% dan 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi kinerja keuangan, GEMS masih melakukan finalisasi penelaahan terbatas (limited review). "Kami tidak proyeksikan pendapatan dan laba full year, karena sangat tergantung dari harga batubara yang cukup fluktuatif. Kami fokus pada produksi Dan penjualan," ungkap Sudin. Guna memuluskan rencana bisnisnya di tahun ini, GEMS menyiapkan belanja modal (capex) sekitar US$ 33 juta. Mayoritas dialokasikan untuk pengembangan fasilitas pelabuhan, hauling road, dan teknologi informasi. Sampai semester I-2023, GEMS baru membelanjakan capex senilai US$ 9,2 juta. Research Analyst Erdikha Elit Sekuritas Ika Baby Fransiska menilai masih perlu waktu untuk mengukur dampak dari pengalihan pengendali saham terhadap kinerja GEMS. Hal ini akan tergantung dari langkah DSSA sebagai pengenali mayoritas dalam mengelola dan menjaga keberlangsungan operasional GEMS. Yang pasti, saat ini pelaku pasar masih menanti rilis kinerja GEMS untuk periode semester I-2023.
Baca Juga: Restrukturisasi Internal, Saham GEMS Senilai Rp 18,5 Triliun Dialihkan ke DSSA "Dilihat dari kuartal I-2023 mencatat kinerja cukup solid. Jika sampai akhir tahun buku 2023 GEMS konsisten solid, maka saham ini layak diperhatikan," kata Ika. Sekadar mengingatkan, top line dan bottom line GEMS kompak tumbuh pada kuartal I-2023. Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan melonjak 55,56% (YoY) menjadi US$ 838,68 juta. Sedangkan laba bersih GEMS melejit 71,65% (YoY) menjadi US$ 229,06 juta. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo melihat performa operasional GEMS cukup stabil. Perubahan pengandali saham ke tangan DSSA akan menjadi katalis positif bagi GEMS, apalagi jika pendapatan dan laba di semester pertama masih mampu melanjutkan pertumbuhan. Saham GEMS pun telah bergerak naik dalam empat hari beruntun. Pada perdagangan Senin (14/8), GEMS ditutup menguat 1,09% ke level harga Rp 6.925 per saham.
William menilai saham GEMS masih menarik dikoleksi dengan mencermati support Rp 6.375 dan resistance pada Rp 7.400. Sedangkan Ika mengamati saham GEMS menarik secara valuasi karena masih terbilang undervalue. Secara teknikal, saat ini GEMS mampu breakout di area konsolidasinya. Hanya saja, kenaikan GEMS akan berpotensi terbatas karena pergerakannya sudah berada di zona overbought. Meski begitu, saham GEMS masih layak dipilih untuk trading buy dengan target resistance di level Rp 7.200. Catatan Ika, ada potensi kenaikan sesaat dan pullback di area resistance-nya, sehingga perlu mewaspadai pelemahan ke area support di level Rp 6.530. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi