KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan laba bersih yang diderita PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (
HMSP) per kuartal III-2022 belum menghentikan laju kenaikan saham emiten rokok tersebut. Saham HMSP masih bisa menguat 4,98% pada perdagangan kemarin (27/10). Harga saham HMSP ditutup pada level Rp 1.055, mengakumulasi penguatan 15,93% dalam sebulan terakhir.
Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova memperkirakan bahwa tren penguatan saham HMSP turut terangkat oleh sentimen sektoral saham-saham
consumer non-cyclicals. Sebagai produsen barang-barang konsumsi harian, emiten di sektor
consumer non-cyclicals cenderung punya daya tahan di tengah kekhawatiran resesi. Di sisi lain, saham emiten rokok dan tembakau juga sudah mengalami tren turun yang panjang, sehingga secara harga terbilang murah.
Namun, Ivan mengingatkan kenaikan kali ini belum bisa dikatakan sebagai titik balik tren jangka panjang untuk emiten rokok. Menurutnya, perlu alasan fundamental yang menunjukkan pembalikkan arah, untuk menguatkan optimisme investor.
Baca Juga: Penyebab Laba HM Sampoerna (HMS) Turun 11,71% di Kuartal III 2022 "(Kenaikan harga saham) lebih ke sektoral dan harga yang sudah tertekan cukup dalam. Kinerja memang menurun dan sentimen cukai rokok misalnya nanti naik lagi, maka akan semakin memberatkan," kata Ivan kepada Kontan.co.id, Kamis (27/10). Secara teknikal, Ivan menganalisa saham HMSP akan menguji level
resistance Rp 1.100, yang pada
weekly chart akan bersinggungan dengan garis MA100. Ke depan, arahnya diperkirakan akan konsolidasi apabila masih ditutup di bawah Rp 1.100 pada chart mingguan. Sedangkan jika secara volume terus meningkat dan ditutup di atas Rp 1.100, maka dapat mengindikasikan awal
uptrend yang akan berlangsung hingga akhir tahun. Menimbang hal tersebut, Ivan pun memberikan rekomendasi
trading buy untuk saham HMSP dengan memperhatikan
support di Rp 1.000 dan
resistance pada area harga Rp 1.100.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya menambahkan, kenaikan tarif cukai sangat berpengaruh bagi kenaikan beban pokok yang memangkas laba HMSP. Meski begitu, emiten rokok yang tergolong pada sektor konsumen primer masih berpotensi tumbuh di tengah lonjakan inflasi. "Selain itu, di antara saham konsumen primer, saham-saham rokok-lah yang secara tahunan masih tertekan dan valuasinya murah," terang Cheryl. Saran Cheryl, pelaku pasar bisa mempertimbangkan
speculative buy saham HMSP pada harga Rp 1.020 - Rp 1.030. Target harga berada di Rp 1.100 dan Rp 1.150.
Stoploss jika menyentuh Rp 960. Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan
buy on weakness saham HMSP. Herditya melihat pergerakan HMSP cenderung
uptrend sejak akhir September dan diiringi dengan peningkatan volume pembelian. Namun HMSP sudah menutup gap yang berada di rentang Rp 1.015 - Rp 1.025. Dari sisi indikator MACD, diperkirakan HMSP masih berpeluang melanjutkan penguatan, meskipun stochastic cenderung sideways.
Baca Juga: Laba Bersih HM Sampoerna (HMS) Turun Menjadi Rp 4,9 Triliun di Kuartal III 2022 Saran Herditya,
buy on weakness saham HMSP mencermati harga di Rp 1.000 - Rp 1.035. Kemudian
support berada di Rp 965 dan
resistance pada Rp 1.090. Sebagai informasi, penjualan bersih HMSP sepanjang periode sembilan bulan 2022 masih bisa tumbuh 15% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 83,39 triliun. Namun, laba bersih HMSP menurun.
Laba HMSP terpangkas oleh beban pokok penjualan yang naik 18,58% secara YoY. Dari posisi Rp 59,78 triliun per kuartal III-2021 menjadi Rp 70,89 triliun. Alhasil, laba kotor HMSP turun 1,80% menjadi Rp 12,50 triliun. Dibandingkan dari laba kotor Rp 12,73 triliun yang diraih pada kuartal III-2021.
Bottom line HMSP pun turut merosot. Laba bersih HMSP terpangkas 11,71% dari Rp 5,55 triliun per kuartal III-2021, menjadi Rp 4,90 triliun per September 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari