KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para analis memberikan rekomendasi saham
hold pada saham PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF). Hal ini seiring dengan pencapaian KLBF pada 2022 dan prospek emiten farmasi ini di 2023. Adapun Kalbe Farma memasang target penjualan maupun laba bersih dapat bertumbuh 13%-15% pada 2023. Diharapkan segmen obat resep dapat menjadi pendorong kinerja KLBF. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Nicko Yosafat menjabarkan, segmen obat resep diharapkan naik 21%-24%, produk kesehatan tumbuh 9%-12%, nutrisi naik 9%-12% dan distribusi meningkat 12%-15% di tahun ini.
"Setelah KLBF telah mengakuisisi 100% Sanofi sejak November 2022, pendapatan dari Sanofi akan memberikan kontribusi pertumbuhan sekitar 3%-4% di 2023," jelas dia dalam riset 22 Januari 2023. Dengan Sanofi, lanjut Nicko, KLBF dapat fokus memperkuat portofolio dalam kelas terapi seperti diabetes. Ini merupakan peluang bagi KLBF, apalagi Indonesia merupakan negara ketujuh tertinggi dengan penderita diabetes secara global.
Baca Juga: Perbesar Penjualan di Pasar Ekspor, Berikut Strategi Kalbe Farma (KLBF) "Kami melihat KLBF masih tumbuh kuat dan berharap KLBF dapat mencapai panduan keuangannya untuk 2023," papar dia. Selain Sanofi, Analis Indo Premier Sekuritas Lukito Supriadi dan Andrianto Saputra penjualan divisi farmasi juga didorong oleh perubahan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan menghasilkan Average Selling Price (ASP) 5%-10% lebih tinggi. "Yang menghasilkan prospek marjin farmasi yang tangguh meskipun terjadi perubahan pada bauran produk," tulis keduanya dalam riset 21 Februari 2023. Merujuk riset Indo Premier dan Ciptadana Sekuritas Asia, Kalbe Farma berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 3,38 triliun sepanjang 2022 atau tumbuh 6,3% secara tahunan dari Rp 3,18 triliun. Sementara dari
top line, penjualan bersih KLBF mencapai Rp 28,91 triliun di tahun 2022. Nilai itu tumbuh 10,1% secara tahunan dari pencapaian 2021 sebesar Rp 26,26 triliun.
Segmen obat resep tumbuh 7,5% menjadi Rp 6,14 triliun, produk kesehatan naik paling tinggi 14,6% ke Rp 4,15 triliun, segmen nutrisi senilai Rp 7,83 triliun dan segmen distribusi sebesar Rp 10,78 triliun. Indo Premier Sekuritas mengerek target harga KLBF dari Rp 1.950 menjadi Rp 2.400 dengan rekomendasi
hold. Sementara Nicko juga merekomendasikan
hold dengan target Rp 2.170. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari