Simak Rekomendasi Saham Lapis Kedua Unggulan dari Analis Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mendaki hingga menembus level tertinggi baru (all time high). IHSG menutup perdagangan Senin (19/8) dengan penguatan 0,47% ke level 7.466,83.

Saat IHSG berfluktuasi dalam gerak menanjak, saham-saham berkategori lapis kedua (second liners) ikut terkerek naik. Tercermin dari laju indeks yang banyak dihuni oleh saham lapis kedua.

Contohnya indeks papan pengembangan (development board) yang kini sudah mengakumulasi kenaikan 6,53% secara year to date. Sebagai perbandingan, per akhir semester I-2024, indeks saham papan pengembangan masih dalam posisi minus 1,14%.


Baca Juga: Intip Peluang di Saham Lapis Ketiga dan Papan Akselerasi Saat IHSG Berfluktuasi

Sementara itu, indeks SMC Liquid dan SMC Composite berhasil memangkas ketertinggalan. Hingga akhir Juni, SMC Liquid ada di posisi -7,01%, sedangkan SMC Composite -8,75%. Saat ini, penurunan kedua indeks SMC itu berkurang menjadi tinggal -3,17% dan -2,46%.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengamati saham-saham lapis kedua cenderung menjadi pilihan saat IHSG berfluktuasi kencang. Ketika IHSG bergerak naik bahkan sampai menembus all time high, sebagian saham lapis kedua masih ikut terangkat.

"Saham second liners masih menarik bagi sebagian pelaku pasar yang mencari alternatif dengan potensi kenaikan lebih cepat, terutama ketika likuiditas mengalir ke sektor yang lebih besar," kata Hendra kepada Kontan.co.id, Senin (19/8).

Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah sepakat, saham lapis kedua terutama yang menjadi konstituen indeks SMC berpotensi bergerak naik. Apalagi ketika IHSG lanjut menanjak yang diiringi dengan dana investor asing (capital inflow) yang terus mengalir.

Saham-saham emiten lapis kedua berpotensi ikut terpapar capital inflow, khususnya yang membukukan kinerja keuangan positif. 

"Jadi kalau emiten itu tergolong second liners tapi tidak ada cerita positif dari sisi kinerjanya, akan susah mendapat inflow," ungkap Fath.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi memberikan catatan, ketika sentimen lebih kondusif untuk mendorong IHSG, capital inflow akan lebih banyak mengalir ke saham lapis pertama atau blue chip. Namun saham lapis kedua bukan berarti kehilangan sentimen pendongkrak.

Pendorongnya bisa datang dari sisi makro ekonomi dan optimisme terhadap transisi pemerintahan baru yang berjalan mulus. "Ini akan mendongkrak saham-saham second liners yang berkategori cylical atau sensitif terhadap perubahan ekonomi makro," terang Audi.

Sementara itu, Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus menyoroti, biasanya saham-saham lapis kedua akan melaju setelah tren naik saham blue chip. Dus, ketika saham blue chip mengalami koreksi akibat jenuh beli, saham lapis kedua akan menjadi alternatif.

Dengan begitu, saham lapis kedua masih berpotensi melanjutkan penguatan. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto sepakat, saham lapis kedua masih menarik dan tetap layak menjadi pilihan pelaku pasar ketika IHSG menanjak seperti saat ini.

Baca Juga: Saham di Papan Akselerasi Masih Mendaki, Cermati Rekomendasi Berikut Ini

Dari deretan saham lapis kedua yang berada di papan pengembangan dan indeks saham SMC Liquid maupun SMC Composite, William menjagokan saham PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Permata Tbk (BNLI) dan PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA).

Fath melirik saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Sedangkan Daniel menyarankan untuk mencermati peluang buy on weakness saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dengan target harga di level Rp 1.500 dan Rp 1.650.

Secara fundamental dan valuasi, Hendra menyematkan rekomendasi buy pada saham SMRA, SCMA, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), dan PT Panin Financial Tbk (PNLF). Target harga masing-masing berada di level Rp 695, Rp 164, Rp 2.400, dan Rp 410 per saham.

Sementara itu, Audi merekomendasikan saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Target harga masing-masing di level Rp 676, Rp 1.220, Rp 2.870, Rp 836 dan Rp 2.582 per saham.

Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melirik empat saham yang menjadi konstituen SMC Liquid. Herditya merekomendasikan speculative buy saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan support Rp 3.760, resistance Rp 3.910 untuk target harga Rp 3.960 - Rp 4.090.

Rekomendasi lainnya, buy on weakness AUTO (support Rp 2.100, resistance Rp 2.250, target harga Rp 2.270 - Rp 2.340) serta PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan support Rp 1.405, resistance Rp 1.525 untuk target Rp 1.565 - Rp 1.645. Kemudian, buy if break PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) dengan support Rp 940, resistance Rp 985 untuk target harga Rp 1.000 - Rp 1.050 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi