KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Barisan saham emiten bank berkapitalisasi pasar jumbo (big caps) masih memimpin (leader) pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di awal bulan Maret ini. Sedangkan kinerja saham terafiliasi Grup Barito dan saham big caps sektor teknologi masih tertinggal (laggard). Secara year to date (YtD) hingga Jum'at (1/3), empat saham bank big caps kokoh menjadi saham leaader. Mereka adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI). Saham bank lain yang menjadi leader adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Selain bank, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Indosat Tbk (ISAT), PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) ikut menempati 10 besar saham leader.
Sebaliknya, empat emiten terafiliasi Grup Barito menghuni daftar saham laggard, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT) dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Saham laggard juga diisi oleh dua big caps teknologi, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII).
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Unggulan dan Proyeksi IHSG di Bulan Maret 2024 Selanjutnya, ada dua emiten dari sektor barang konsumsi primer, yakni PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Selain itu, ada PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) di dalam barisan saham laggard. Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto mengamati sejumlah saham yang berpotensi tetap menjadi leader dan laggard pada bulan Maret ini. Di sisi lain, ada juga potensi rotasi terbatas mempertimbangkan berbagai katalis yang mengiringi pasar. Pandhu mencontohkan saham big caps perbankan yang masih berpeluang melanjutkan penguatan. Hanya saja, perlu dicermati juga potensi terjadinya aksi profi taking. Terutama saat sudah mencapai level all time high dan nanti ketika kehilangan tenaga pasca tersengat sentimen pembagian dividen. "Biasanya aksi ini akan disusul dengan switching ke saham atau sektor yang masih laggard. Namun kemana akan beralih masih perlu kita perhatikan lebih lanjut untuk mengantisipasi kinerja kuartal pertama tahun ini," kata Pandhu kepada Kontan.co.id, Minggu (3/3). CEO Edvisor Profina Visindo, Praska Putrantyo menambahkan, ada sejumlah faktor penting yang akan memengaruhi pergerakan pasar saham pada bulan ini. Meliputi kelanjutan musim laporan keuangan dan pembagian dividen, momentum ramadan, laju inflasi, pergerakan kurs rupiah, tren arus dana investor asing, serta antisipasi terhadap keputusan suku bunga The Fed. Mempertimbangkan setimen tersebut, Praska menilai sektor barang konsumen (consumer), sektor energi atau saham migas dan batubara, serta emiten perbankan lapis kedua, berpeluang menjadi leader. Sementara saham bank big caps, sektor barang baku logam serta sektor teknologi, berpotensi menjadi laggard pada bulan ini. "Berpotensi terjadi rotasi, dimana investor cenderung memburu saham-saham yang masih memiliki valuasi menarik, berkinerja positif, serta tren harga saham belum mengalami apresiasi yang signifikan, khususnya dalam tiga bulan terakhir," kata Praska. Head of Equities Investment Berdikari Manajemen Investasi, Agung Ramadoni menimpali, saham telekomunikasi berpotensi masuk ke barisan leader. Bersama dengan saham consumer goods, perbankan, serta saham komoditas. Sedangkan saham teknologi dan sektor consumer cyclicals berpeluang mengisi saham laggard. Selain sentimen global dan indikator ekonomi domestik, Agung menyoroti pengumuman hasil real count Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) menjadi katalis penting yang ditunggu oleh para investor. Ketika dampaknya masih relatif kondusif, Agung memprdiksi IHSG bisa melaju ke level all time high.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ini Siap Tebar Dividen Jumbo Tahun 2023 Pandangan optimistis juga disampaikan Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih. Dia melihat potensi IHSG untuk melanjutkan penguatan di bulan Maret. Ratih menaksir IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat dalam rentang support 7.200 dan resisatance pada level 7.400. Di samping sentimen terhadap pasar secara umum, rotasi di antara saham leader dan laggard bakal turut memengaruhi gerak IHSG. Praska pun memprediksi, IHSG di bulan Maret akan cenderung bergerak sideways bahkan melandai pada kisaran 7.178 - 7.373.
Rekomendasi Saham
Praska memilah sejumlah saham yang berpeluang menjadi leader dan layak koleksi pada bulan ini. Saham pilihannya adalah AMRT, ASII, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR). Sementara Pandhu melirik empat saham big bank yakni BBCA, BBRI, BMRI dan BBNI ketika terjadi rally terdorong sentimen dividen. Kemudian pada sektor consumer pelaku pasar bisa memilih saham AMRT, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Sedangkan Agung memberi pertimbangan untuk taking profit terlebih dulu kepada saham bank big caps. Rekomendasi lainnya, Agung menjagokan ICBP, PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN). Terhadap saham-saham yang berada di barisan leader dan laggard, Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menyematkan rekomendasi buy untuk saham ASII (target harga Rp 6.000), AMMN (target harga Rp 9.525), BRIS (target harga Rp 2.770) dan AMRT (target harga Rp 3.100).
Baca Juga: Ada BREN dan BRPT, Cermati 10 Saham Net Buy Terbesar Asing Selama Sepekan Ini Selain itu, Reza menyaranka untuk hold saham MDKA (target harga Rp 2.350) dan ISAT (target harga Rp 12.000). Sementara Ratih menyodorkan saham BMRI, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), INKP dan CPIN dengan trading plan sebagai berikut: 1. Buy BMRI di area Rp 7.000 dengan target harga pada resistance di level Rp 7.400. Pertimbangkan support di level Rp 6.800.
2. Buy TLKM di area Rp 3.920 dengan target harga pada resistance di level Rp 4.150. Pertimbangkan support di level Rp 3.800. 3. Buy INKP di area Rp 8.975 dengan target harga pada resistance di level Rp 9.650. Pertimbangkan support di level Rp 8.400. 4. Buy CPIN di area Rp 4.930 dengan target harga pada resistance di level Rp 5.250. Pertimbangkan support di level Rp 4.700. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat