Simak rekomendasi saham menara di tengah kinerja semester pertama yang solid



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang paruh pertama tahun ini, kinerja emiten sektor menara berhasil membukukan kinerja yang positif. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) misalnya, pendapatannya mencapai Rp 2,97 triliun atau naik 15,56% secara year on year (yoy). Kenaikan pendapatan juga diikuti dengan kenaikan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 663,26 miliar atau naik 29,92% dari periode yang sama tahun lalu.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) juga berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 7,8% atau naik dari Rp 3,68 triliun menjadi Rp 3,97 triliun. TOWR juga membukukan kenaikan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 29,85% menjadi Rp 1,68 triliun per semester I-2021. 

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, kinerja emiten menara sejauh ini masih sejalan dengan ekspektasi Sucor Sekuritas maupun secara konsensus. Dia juga melihat pada paruh kedua tahun ini kinerja emiten menara masih akan memiliki prospek yang menarik. Salah satu faktor pendukungnya adalah pertumbuhan fiber optic yang akan berpotensi mengangkat kinerja emiten menara yang memiliki fiber optic.


Baca Juga: Punya valuasi paling menarik, Henan Putihrai jadikan saham TOWR top pick

“Selain itu, sentimen lain akan datang dari aksi akuisisi kedua emiten menara, baik TOWR dan TBIG ke depan. Aksi tersebut akan memperbanyak tenant yang dimiliki emiten yang pada akhirnya akan ikut mengangkat kinerja emiten tersebut,” kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (10/9).

Sepanjang tahun ini emiten menara memang aktif melakukan akuisisi. Misalnya TOWR yang melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) bersiap untuk mencaplok 90% saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Lewat akuisisi ini, TOWR yang sudah memiliki 21.575 menara, berpotensi menambah lagi 6.410 menara milik SUPR.

Sebelumnya, TBIG pada April lalu juga telah merampungkan akuisisi 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Per 30 Juni 2021, TBIG tercatat memiliki 19.598 menara.

Baca Juga: Gelar RUPSLB, Centratama Telekomunikasi (CENT) rombak susunan komisaris dan direksi

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya menilai aksi akuisisi tersebut tentu berdampak positif. Pasalnya, selain memperkuat pangsa pasar, akuisisi menara juga akan memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan penambahan pendapatan di tahun yang akan datang. 

Anissa yakin ke depan, pertumbuhan kinerja emiten menara telekomunikasi masih cenderung stabil karena di tengah penggelaran jaringan 5G membutuhkan infrastruktur yang siap terutama menara telekomunikasi.

“Di sisi lain, penyebaran jaringan 4G juga belum sepenuhnya ada di seluruh penjuru Indonesia, sehingga kebutuhan akan menara masih akan tetap tinggi. Selain itu, kebutuhan internet yang semakin meningkat juga akan menjadi katalis positif untuk kinerja emiten menara ke depan,” imbuh Anissa.

Anissa menjadikan TOWR sebagai top pick dari Reliance Sekuritas untuk emiten sektor menara. Senada, Hendriko juga menjadikan TOWR sebagai top pick lantaran leverage level TOWR yang cenderung kecil dibandingkan peers-nya. Selain itu, aksi akuisisi SUPR juga berpotensi mendongkrak pertumbuhan kinerja TOWR, khususnya di tahun depan.

Baca Juga: Ditiup Kabar Akuisisi, Harga Saham TOWR dan TBIG Malah Terkoreksi, Ada Peluang Beli?

Berikut beberapa rekomendasi saham emiten menara dari para analis:

1. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

TOWR melalui anak usahanya, Protelindo, akan mengakuisisi SUPR yang tercatat memiliki 6,410 menara dengan 12.417 tenant (tenancy ratio 1.94x). Selain itu, SUPR juga memiliki jaringan fiber optic sepanjang 8.053 km. Dengan akuisisi tersebut, maka total menara yang dikelola TOWR akan mencapai 27.985 unit dengan tenancy ratio 1,89x.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani merekomendasikan untuk beli saham TOWR dengan target harga Rp 1.900 per saham

2. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)

TBIG berhasil menambahkan 3.000 menara baru dengan 4.440 tenant (tenancy ratio 1,48x) yang dibeli dari IBST pada April silam. Secara organik, TBIG menambahkan 319 menara selama kuartal II-2021, sehingga total menara yang dimiliki mencapai 19.598 dengan 37.121 tenant. Menara baru milik TBIG membuat tenancy ratio pada kuartal II-2021 turun menjadi 1,89x dari 1,98x di kuartal I-2021.

Analis Ciptadana Sekuritas Gani merekomendasikan untuk beli saham TBIG dengan target harga Rp 4.500 per saham.

Baca Juga: Emiten menara telekomunikasi semakin gencar ekspansi dan akuisisi

3. PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT)

CENT telah mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure sebesar Rp 1 triliun - Rp 1,25 triliun pada tahun ini. Capex ini rencananya digunakan untuk maintain seluruh site dan tenant yang dimiliki, serta mengembangkan jaringan dan layanan fiber optik untuk mendukung bisnis tower, distributed antenna system (DAS) dan internet. Per Maret 2021, CENT mengelola 3.848 menara, dengan rasio tenansi 1,59x 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, secara teknikal selama CENT masih mampu bertahan di atas level support, maka diperkirakan pergerakan CENT berpeluang menguat. Hal ini didukung dengan munculnya tekanan beli dan dari MACD dan Stochastic mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan.

Herditya pun merekomendasikan untuk buy on weakness saham CENT dengan level support di Rp 302 dan level resistance di Rp 388.

Baca Juga: Terlibat Transaksi Jumbo, Grup Telkom dan Djarum Kuasai Bisnis Menara Telekomunikasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati