KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten distributor peralatan teknologi yakni PT Metrodata Electronics Tbk (
MTDL) turut terpengaruh oleh adanya pandemi Covid-19. Analis CSG CIMB Sekuritas Willy Suwanto mengatakan, segmen
solutions and consulting (S&C) Metrodata Electronics terkena dampak wabah Covid-19. MTDL mencatat laba bersih kuartal ketiga 2021 sebesar Rp 109 miliar atau 2,7% yoy, dan turun 10,4% dari kuartal kedua 2021 seiring dengan melemahnya pendapatan S&C akibat wabah Covid-19 dan PPKM. Pendapatan segmen distribusi kuartal ketiga 2021 tercatat sebesar Rp 3,7 triliun atau naik 23,4% yoy serta naik 32,5% dari kuartal II-2021 menopang pendapatan kuartal ketiga 2021 sebesar Rp 4,5 triliun. Dimana pencapaian tersebut tumbuh 16,7% yoy, dan tumbuh sebesar 17,7% secara kuartal.
Baca Juga: Melihat Prospek Metrodata Electronics (MTDL) pada 2022 Secara keseluruhan, pada periode Januari-September 2021 MTDL membukukan total laba bersih sebesar Rp 351,4 miliar atau meningkat 31,3% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Adapun penjualan pada Januari-September 2021 tercatat sebesar Rp 12,1 triliun atau meningkat 20,9% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. “Laba bersih secara kuartalan yang lebih lemah dapat dikaitkan dengan penurunan pendapatan di bisnis solusi dan konsultasi pada kuartal ketiga 2021, yang dipengaruhi oleh wabah Covid-19 dan pembatasan pergerakan yang lebih ketat (PPKM) pada Juli-21 Agustus, yang menghambat implementasi S&C,” papar Willy dalam riset. MTDL diperkirakan dapat melakukan implementasi yang tertunda tersebut pada kuartal IV-2021 sehingga membantu mempertahankan pertumbuhan laba bersih. Pada 21 September 2021, MTDL menginvestasikan US$ 500 ribu di Kulawarga Asia Pte Ltd (Sayurbox). Menurutnya hal ini dapat memperkuat portofolio merek MTDL, dan investasi mendatang yang mungkin mulai berkontribusi pada laba MTDL.
Baca Juga: Metrodata Group Menjadi Mitra Pertama Trend Micro untuk layanan Managed XDR Selanjutnya pada 27 Oktober 2021, MTDL bermitra dengan Zebra Technologies untuk menjadi distributor resmi produk Zebra di Indonesia. Dalam risetnya, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis mengatakan, ke depannya segmen S&C akan berkembang dan layanan cloud akan mendorong perangkat lunak solusi terkait lebih lanjut. Niko memprediksi pendapatan dari segmen S&C bisa meningkat di tahun depan, bahkan ia memproyeksi kontribusinya akan melebihi segmen distribusi. Dengan demikian, secara efektif mampu meningkatkan margin dengan cepat. Beberapa hal yang akan mendorong segmen terebut salah satunya usaha patungan MTDL yang solid dengan Synnex, dimana memastikan persediaan perangkat keras ataupun lunak terbaru dari prinsipal OEM teratas. Kemudian, MTDL memelihara jaringan klien blue-chip dengan potensi keuntungan berulang, dan outlet untuk meningkatkan pendapatan.
Baca Juga: Ini Saham-Saham Pengisi Indeks Kompas100 Periode Februari-Juli 2022 “Ketiganya menciptakan landasan logis bagi MTDL untuk membangun keahlian dalam S&C dan memperkuat persepsi tentang mitra tepercaya bagi prinsipal dan klien,” papar Niko dalam riset yang dikutip Kontan, Kamis (10/2).
Selain itu, menurut Niko momentum permintaan TIK akan bertahan dan berakselerasi. MTDL melihat tren yang kuat dari sektor keuangan dan telekomunikasi. Niko melihat S&C MTDL tumbuh sebesar 20% hingga 2025 dengan melayani lebih lanjut sektor perbankan. Untuk saham MTDL Niko memberikan rekomendasi
buy dengan target harga di Rp 1.050 per saham. Adapun, Willy mempertahankan rekomendasi
add saham MTDL dengan target harga di Rp 4.000 per saham.
Baca Juga: Tahun ini, Metrodata Electronics (MTDL) Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 15% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati