KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (
PGEO) mencatatkan kinerja moncer dari sisi laba hingga kuartal III-2024. Namun, pendapatan PGEO ambles pada periode tersebut. Melansir laporan keterbukaan informasi BEI yang dirilis Kamis (25/10), PGEO mencetak laba sebesar US$ 133,99 juta per kuartal III-2024. Naik tipis 0,36% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 133,50 juta. Dengan begitu, laba per saham dasar perusahaan menjadi US$ 0,0032. Pendapatan PGEO tercatat turun 0,7% dari kuartal III-2023 sebesar US$ 308,19 juta menjadi US$ 306,021 juta hingga September 2024. Beban pokok pendapatan sebesar US$ 132,19 juta, melonjak dari posisi yang sama tahun lalu sebesar US$ 126,21 juta.
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan hasil laporan keuangan tersebut memang menunjukkan performa positif meski pertumbuhan laba tidak signifikan. Ini bisa disebabkan oleh efisiensi yang dijalankan PGEO dalam menekan biaya operasional, sehingga laba bersih dapat sedikit meningkat walaupun pendapatan menurun. Baca Juga:
Pertamina Geothermal (PGEO) Cetak Laba US$ 133,99 Juta Hingga Kuartal III-2024 "Kinerja ini mungkin tidak sepenuhnya sesuai ekspektasi analis yang umumnya berharap pada pertumbuhan laba yang lebih kuat. Namun, hasil ini cukup stabil dan menunjukkan upaya manajemen menjaga profitabilitas di tengah fluktuasi pendapatan," kata Hendra kepada Kontan, Senin (28/10). Hendra menerangkan penurunan pendapatan PGEO yang diimbangi kenaikan laba bersih menunjukkan adanya strategi pengendalian biaya dan efisiensi yang lebih baik. Ia berpendapat, PGEO berhasil menekan biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dari segi biaya produksi atau administratif. "Efisiensi ini penting di tengah fluktuasi permintaan energi, khususnya di sektor geothermal yang sering menghadapi tantangan teknis dan biaya tinggi," jelasnya.
Prospek Kinerja PGEO Secara prospek, PGEO masih menarik dengan potensi pertumbuhan pasar energi terbarukan, terutama geothermal yang lebih stabil dibanding energi terbarukan lain. Meski begitu, investor perlu memperhatikan risiko operasional, seperti tingkat keberhasilan pengeboran dan stabilitas produksi yang bisa memengaruhi kinerja jangka panjang. "Selain itu, perubahan kebijakan energi serta tantangan pendanaan di sektor energi terbarukan menjadi faktor eksternal yang perlu dicermati," terang Hendra. Dengan melihat kondisi keuangan yang stabil serta prospek jangka panjang energi terbarukan, Hendra merekomendasikan saham PGEO tetap berada pada posisi
buy dengan target harga di level Rp 1.325 per saham. Hendra bilang target ini mempertimbangkan potensi kenaikan dalam menghadapi tren energi bersih, namun investor disarankan untuk tetap waspada terhadap dinamika operasional dan kebijakan yang dapat memengaruhi pertumbuhan di sektor ini.
Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo William mengatakan kepada Kontan, Senin (28/10) bahwa secara teknikal, saham PGEO kemungkinan besar sedang berada di fase koreksi jangka menengah-panjangnya. William merekomendasikan untuk
buy on weakness saham PGEO dengan
support Rp 990 per saham dan
resistance Rp 1.210 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari