KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan membagikan dividen sebesar US$ 222,43 Juta dari buku tahun 2023. Hal tersebut disetujui para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun Buku 2023 (RUPST), Kamis (30/5). Asal tahu saja, PGAS mencatatkan laba US$ 278,09 juta di tahun 2023, turun 14,75% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 326,23 juta. Dalam agenda Penetapan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2023, pemegang saham memutuskan pembagian dividen sebesar US$ 222,43 juta. “Kemudian sebesar US$ 55,62 juta akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk kegiatan pengembangan bisnis,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam keterangan resmi, Kamis (30/5).
Analis CGS International Sekuritas Bob Setiadi dan Rut Yesika Simak mengatakan, dalam
analyst call kuartal I 2024 tanggal 17 Mei 2024, manajemen PGAS menaikkan panduan untuk
spread distribusi gas pada tahun 2024 dari US$ 1,4 - US$ 1,7 per mmbtu menjadi US$ 1,6- US$ 1.8 per mmbtu.
Baca Juga: Ace Hardware (ACES) Masih Gencar Ekspansi Tahun Ini, Cek Rekomendasi Sahamnya PGAS mengatakan, saat ini terdapat ketidakseimbangan antara
supply-demand dalam distribusi gas, di mana terdapat
oversupply di Jawa Timur dan terdapat
undersupply di Jawa Barat. Menanggapi hal tersebut, PGAS telah secara aktif mencari
supply tambahan dari blok-blok non-Coridor, serta memanfaatkan LNG melalui unit regasifikasi terapung (
floating storage regasification unit/FSRU) di Lampung mulai Mei 2024. “PGAS pun mempertahankan panduan volume distribusi gas di tahun 2024 sebesar 954 bbtud. Target ini direncanakan akan dicapai dengan mempercepat akuisisi pelanggan baru,” ujar Tim Analis CGS International Sekuritas dalam riset tertanggal 21 Mei 2024. Terkait kasus LNG Gunvor, PGAS mengatakan bahwa pihaknya berharap dapat segera menandatangani perjanjian penyelesaian untuk kontrak-kontrak di tahun 2024, dan menargetkan untuk mengamankan kontrak untuk setengah
supply yang telah disepakati pada tahun 2025-2027. PGAS juga mempertahankan panduan belanja modal di tahun 2024 sebesar US$ 361 juta, naik US$ 232 juta di tahun 2023 untuk investasi baru. Yaitu,
pipeline transportasi minyak Cikampek-Plumpang, sebanyak 117 ribu sambungan gas rumah tangga pada tahun 2024, dan revitalisasi hub LNG Arun. Tim Analis CGS International Sekuritas melihat, situasi
undersupply yang sedang berlangsung di Jawa Barat akan terus berlanjut hingga selesainya
pipeline gas Cirebon-Semarang yang dijadwalkan pada tahun 2025 atau eksplorasi yang sukses di blok Corridor. “Kedua hal tersebut akan berdampak negatif terhadap volume distribusi gas PGAS, oleh karena itu kami menurunkan proyeksi volume kami sebesar 3% - 6% pada 2024 - 2026,” tuturnya. Namun demikian, penurunan volume itu diperkirakan akan diimbangi oleh kenaikan
spread distribusi gas, yang dapat mencapai US$ 1,8 - US$ 2 per mmbtu pada 2024-2026.
Baca Juga: Iuran Tapera Jadi Sentimen Positif Bagi Emiten Properti, Cek Rekomendasi Analis “Secara keseluruhan, EBITDA PGAS tahun 2024-2026 diperkirakan naik sebesar 5%-9% dan laba bersih bisa naik sebesar 9%-21%,” ungkapnya. Tim Analis CGS International Sekuritas pun merekomendasikan
add untuk PGAS dengan target harga Rp 1.800 per saham.
Pengamat pasar modal &
founder WH-Project William Hartanto melihat, pergerakan saham PGAS tengah pada masa
uptrend dengan level
support Rp 1.560 per saham serta
resistance Rp 1.640 per saham dan Rp 1.720 per saham. “Ada dua
resistance, karena saat ini pergerakan saham PGAS sudah mendekati level
resistance pertama,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (30/5). William pun merekomendasi beli untuk PGAS dengan target harga Rp 1.640 - Rp 1.720 per saham dan batas
stop loss di Rp 1.560 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi