KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi kembali bergerak fluktuatif pada pekan ini. Karena pelaku pasar merespons kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committe (FOMC) pada tengah pekan nanti, 21 Maret - 22 Maret 2023. Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani, memperkirakan kenaikan suku bunga acuan The Fed pada FOMC bulan ini akan lebih moderat dibandingkan lonjakan pada tahun lalu. Chisty memproyeksikan The Fed akan mengerek suku bunga acuan sebanyak 25 basis points (bps) ke posisi 4,75% - 5%. "Ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga The Fed ini akan positif jika kenaikan sesuai konsensus yaitu 25 bps. Optimisme juga akan terasa oleh para pelaku pasar karena kenaikan suku bunga di AS sejauh ini dinilai mampu meredam inflasi," ujar Chisty kepada Kontan.co.id, Minggu (19/3).
Arah IHSG dan Rekomendasi Saham
Gelbi melanjutkan, kebijakan suku bunga acuan The Fed memang menjadi katalis yang mesti diperhatikan pelaku pasar. Selain itu, pada pekan depan para investor juga perlu menelaah kelanjutan dari efek pailit tiga bank di AS (SVB, Silvergate, dan Signature). Jika terjadi kekurangan likuiditas global, dolar AS dapat terapresiasi terhadap semua mata uang, termasuk rupiah. "Secara tidak langsung, krisis likuiditas dapat berdampak ke pasar keuangan Indonesia juga melalui berkurangnya risk appetite terhadap emerging markets, sejalan dengan meningkatnya risiko krisis finansial," terang Gelbi. Chisty menimpali, dalam time frame daily, IHSG membentuk morning star candle yang merupakan sinyal bullish. Sehingga IHSG masih menyimpan potensi untuk pembalikan arah, setidaknya pada awal pekan. "Selain itu, indikator momentum juga menunjukkan saat ini IHSG sudah pada area oversold-nya," jelas Chisty. Baca Juga: Krisis Perbankan Landa AS, Cek Proyeksi Kinerja Saham Perbankan Dalam Negeri Hanya saja, peluang bagi IHSG untuk bergerak melemah terbatas juga masih terbuka pada pekan depan. Chisty memperkirakan area support IHSG ada di posisi 6.500, sedangkan level resistance berpeluang menuju ke 6.850. Praska turut melihat IHSG saat ini sudah dalam kondisi oversold (jenuh jual). Secara tren pergerakan mingguan, IHSG berpeluang rebound dengan rentang 6.605 - 6.816. Skenario rebound terjadi jika kebijakan The Fed sesuai ekspektasi pasar. Tapi jika tetap naik lebih dari 25 bps, maka IHSG berpotensi terkoreksi kembali dengan target support di 6.530. Mempertimbangkan situasi saat ini, Praska melihat investor bisa menerapkan strategi buy on weakness dan average down. Terutama jika terjadi koreksi pada saham-saham berikut ini: sektor industri PT Astra International Tbk (ASII), sektor energi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Di sektor barang konsumsi saham pilihannya adalah PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), emiten jasa dan ritel PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan komoditas logam PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).ASII Chart by TradingView
- Rekomendasi: buy on weakness
- Support: Rp 4.930
- Resistance: Rp 5.380
- Cutloss : < Rp 4.800.
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 2.820
- Resistance: Rp 3.000
- Cutloss : < Rp 2.770.
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 3.090
- Resistance: Rp 3.250
- Cutloss: < Rp 3.030
- Rekomendasi: Buy
- Support: Rp 3.850
- Resistance: Rp 4.140
- Cutloss : < Rp 3.780.