KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ciptadana Sekuritas Asia mempertahankan
rating beli PT PP (Persero) Tbk. Hal ini merujuk dari kinerja dan fundamental perseroan yang cukup baik. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Arief Budiman memaparkan, PTPP mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 31,2 triliun pada tahun 2022, tumbuh sebesar 47% YoY dan menjadi kedua tertinggi setelah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) sebesar 57%. Capaian tersebut juga melampaui perkiraannya sebesar Rp 26 triliun. "Pencapaian tersebut didorong oleh perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,9 triliun atau 38% dari total pada November-Desember 2022," jelasnya dalam riset Selasa (21/2).
Berdasarkan lini bisnis, kontrak baru didominasi oleh segmen konstruksi 83% yang terdiri dari infrastruktur, gedung, jalan tol dan jembatan. Diikuti oleh EPC sebesar 13% dan sisanya sebesar 4% terdiri dari properti & realti serta segmen lainnya.
Baca Juga: Saham Astra Agro (AALI) Direkomendasikan Beli Meski Pendapatan dan Laba Turun Di antara kontrak baru, yang cukup besar yang diperoleh pada kuartal IV 2022 adalah paket Vale Bahadopi sebesar Rp 2,5 triliun, jalan tol Probowangi Rp 2 triliun, dan kontrak baru dari ibu kota baru sebesar Rp 1,47 triliun. PTPP pun menargetkan pertumbuhan kontrak baru 11% tahun ini menjadi sekitar Rp 35 triliun. Untuk kinerja keuangan sepanjang 2022, Arief memperkirakan pendapatan dan laba bersih PTPP kemungkinan akan mengalami pertumbuhan secara tahunan, meskipun kecil. Oleh karena itu, target pendapatan PTPP tahun lalu sekitar Rp 18 triliun atau tumbuh 10% YoY dapat dicapai dan laba bersih berada di bawah perkiraannya sebesar Rp 345 miliar atau tumbuh 30% YoY. Ia pun memangkas proyeksi laba bersih 2022 menjadi Rp 278 miliar. Untuk tahun ini, Arief memperkirakan pendapatan PTPP mencapai Rp 20,45 triliun. Sementara laba bersih diperkirakan mencapai Rp 332 miliar. Dari fundamental, Arief melihat PTPP memiliki
leverage yang tinggi untuk struktur permodalan dengan rasio DER dan NDER masing-masing sebesar 1,9 kali dan 1,5 kali pada akhir September 2022. Angka itu masih lebih baik dari WIKA di 1,9 kali dan 1,7 kali, lalu WSKT di 4,2 kali - 3,5 kali. Hanya saja, lebih tinggi dari ADHI yang berada di 1,8 kali - 1,4 kali. Ia memaparkan, untuk menyediakan dana segar guna meringankan likuiditas yang ketat dan mengurangi utang, PTPP telah merencanakan rencana divestasi untuk 2022-24. Hal ini juga bertujuan untuk mendukung pertumbuhan laba karena PTPP mengharapkan keuntungan Rp 120 miliar - Rp 150 miliar dari divestasi. Dari pergerakan saham, harga PTPP masih anjlok. Arief menyebutkan, hal tersebut karena sentimen negatif dari utang yang menumpuk dari kontraktor BUMN dan penundaan pembayaran utang oleh WSKT.
Baca Juga: Laba Tahun Lalu Melejit, Simak Rekomendasi Saham ITMG Berikut Ini "Kami percaya aspek penting dari kontraktor, terutama saat ini, adalah menjaga tingkat modal kerja yang tepat, atau akses ke dana untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, terutama ketika margin keuntungan umumnya sangat ketat," jelasnya. Namun, pihaknya melihat PTPP dalam kondisi yang lebih baik daripada
peers karena menghasilkan marjin kotor terbesar sebesar 13,5% di akhir September 2022. Sementara
peers di 8,6%-11,8%. Lalu memiliki rasio cakupan bunga 1,8 kali dibandingkan
peers yang negatif hingga 1,3 kali.
Berdasarkan hal tersebut, Ciptadana Sekuritas Asia mengulangi rating beli PTPP. Hanya saja, target harga dipangkas menjadi Rp 800 dari sebelumnya Rp 1.050.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi