KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (
PTPP) dalam proses
asset recycling atau mendivestasi sejumlah aset anak usahanya. Monetisasi aset ini melibatkan 19 aset anak perusahaan PTPP berupa apartemen, mall,
landbank, dan
landed house. PTPP mengincar dana segar sekitar Rp 5 triliun. Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Juarsa bilang, fokus dari program ini adalah penutupan nilai persediaan properti. "Saat ini sedang dalam proses pemasaran yang dibantu oleh Danareksa sebagai
lead marketing dalam program ini," ungkap Yuyus saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (21/2). Sebanyak 19 aset properti yang dimiliki oleh PT PP Properti Tbk (
PPRO) dan PT PP Urban (PPUB) akan dilepas dalam jumlah besar (
bulk).
Aset properti tersebut berlokasi di kota-kota besar yang terdiri dari
high rise building (
student apartment, premium apartment, hingga
low-medium apartment) dan lahan kosong (
landed) dengan total luasan area mencapai 46,1 hektare (ha). Baca Juga:
Kondisi Bisnis Masih Menantang, PTPP Selektif Pilih Investasi Baru PTPP menargetkan pertumbuhan setidaknya 40% perolehan kontrak baru sepanjang tahun 2022. Yuyus menyebut, target kenaikan kontrak baru itu mempertimbangkan adanya beberapa proyek besar yang proses tendernya mengalami carry over dari tahun 2021 ke tahun 2022. Beberapa ruas jalan tol, bendungan, serta pembangunan infrastruktur kawasan masuk ke dalam daftar utama proyek-proyek yang akan diincar PTPP pada tahun ini. "Untuk proyek yang menjadi target utama PTPP di tahun 2022 akan kembali ke core fokus pada bidang infrastruktur jalan jembatan maupun infrastruktur basah dan juga bidang gedung," ujar Yuyus. Guna memuluskan rencana bisnisnya, PTPP mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 4,3 triliun. Sebagian penggunaan capex ini dipakai untuk investasi pembangunan jalan tol Semarang-Demak yang sudah berjalan. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya melihat langkah divestasi yang dijalankan tersebut akan bagus untuk meningkatkan kinerja PTPP ke depannya. Dengan begitu, akan ada peningkatan likuiditas, pengurangan beban utang, serta dana segar yang bisa dibelanjakan untuk investasi alat baru.
Baca Juga: Sudah Ada 7 Tenant yang Bakal Berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang Selain strategi
asset recycling, Cheryl juga memandang pengerjaan sirkuit internasional Mandalika beserta proyek pendukung di sekitarnya menjadi katalis positif bagi PTPP. Meliputi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, pelebaran jalan sekitarnya, serta partisipasi PTPP dalam pekerjaan Mandalika Urban Tourism Infrastructure Project (MUTIP) yang ditargetkan selesai pada Juni 2023. "Diharapkan proyek-proyek itu berjalan lancar dan pembayarannya juga sesuai. Kemudian seiring membaiknya ekonomi, maka diharapkan makin terbuka peluang untuk proyek-proyek baru," sebut Cheryl. Dari sisi pergerakan saham, pada perdagangan hari ini PTPP tidak beranjak dari posisi Rp 1.025. Secara
year to date, saham PTPP merangkak naik sebanyak 3,54%.
Baca Juga: Mengukur Prospek Emiten Properti Afiliasi BUMN di Tengah Kokohnya Pengembang Swasta Secara teknikal, Analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan menilai saham PTPP pada jangka pendek masih dalam tren konsolidasi. Sedangkan di jangka menengah ada potensi penguatan. Level support dan resistance berada pada Rp 980 - Rp 1.100. Sementara itu, Analis Erdikha Elit Sekuritas Ivan Kasulthan menilai saham PTPP secara teknikal berpotensi membentuk pola
inverted head and shoulder. Dia memberikan rekomendasi
buy, jika saham PTPP mampu
break level
resistance di Rp 1.060.
"Dengan potensi melanjutkan penguatan ke level
resistance Rp 1.160-Rp 1.240, dan
stop loss apabila
break support pada level Rp 1.000," kata Ivan. Cheryl pun menyarankan
buy untuk saham PTPP pada level Rp 1.000-Rp 1.020, dengan target harga di Rp 1.090 dan
stop loss pada Rp 975.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Sektor Consumer Menurut BRI Danareksa Sekuritas Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati