Simak rekomendasi saham Ramayana (RALS) yang kinerjanya tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis retail tertekan pada tahun ini. Hal tersebut tampak pada PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS).

Emiten retail ini mengantongi pendapatan bersih Rp 1,9 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, turun 56,88% secara year on year (yoy). RALS mencatat rugi bersih Rp 95,22 miliar pada periode tersebut. Padahal pada kuartal yang sama tahun lalu, emiten retail ini masih mencatatkan laba tahun berjalan hingga Rp 612,42 miliar. 

Mengutip riset Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya, Minggu (1/11), di kuartal ketiga tahun ini RALS membukukan rugi bersih hingga Rp 99,1 miliar. Kerugian ini membengkak dibanding kuartal kedua yang mencapai Rp 9,5 miliar. Padahal di kuartal ketiga tahun lalu, RALS membukukan laba hingga Rp 22,6 miliar. 

Kerugian ini diperberat oleh rugi operasional yang mencapai Rp 146,9 miliar di kuartal ketiga 2020. Jumlah kerugian operasional yang ditanggung itu membengkak dibanding kuartal sebelumnya yang tercatat Rp 16 miliar. 

Baca Juga: Ini yang bikin pendapatan HERO turun 27,65% hingga kuartal III

Kerugian yang semakin dalam ini dipicu oleh biaya penjualan yang secara kuartalan (qoq) meningkat 122% karena penerapan PSAK 73. Walau begitu, RALS masih mampu membukukan penurunan opex hingga 28,2% yoy. 

Adapun bottom line yang tertekan itu juga tidak terlepas dari pendapatan RALS yang menurun dalam. Pendapatan RALS tertekan karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan pelemahan daya beli konsumen RALS yang sebagian besar berpendapatan rendah. Kendati ada bantuan dari pemerintah, pelanggan RALS biasanya berbelanja saat momentum lebaran. 

Mirae memperkirakan RALS bisa mengantongi pendapatan bersih hingga Rp 2,28 triliun tahun ini. Angka ini meningkat tipis dari proyeksi sebelumnya Rp 2,24 triliun. Sementara, rugi bersihnya diprediksi mencapai Rp 176,4 miliar, menurun drastis dari proyeksi sebelumnya laba Rp 136 miliar. 

Baca Juga: Ramayana Lestari (RALS) menanggung rugi hingga Rp 95,22 miliar hingga September

Mempertimbangkan kinerja RALS hingga kuartal III 2020, Christine menurunkan rekomendasinya menjadi hold. PSBB yang telah memasuki masa transisi memang dapat menjadi angin segar bagi emiten ritel. Akan tetapi, hal tersebut juga bergantung pada perkembangan Covid-19. 

"Sampai vaksin dikembangkan, kami pikir pemulihan mungkin lebih lambat dari perkiraan semula. Target harga baru kami sebesar Rp 540 didasarkan pada target P/E yang tidak berubah sebesar 12 kali," ungkap Christine dalam riset. Pada Selasa (3/11), harga saham RALS stagnan di Rp 550 per saham. 

Baca Juga: Kinerja Ramayana (RALS) Baru Bisa Pulih 2021, Proyeksi Analis Tahun Ini Bisa Merugi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati