KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,23% ke level 6.521,66 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (8/2). Sementara selama sepekan terakhir, indeks terkoreksi 2,65%. Tercatat sejumlah saham mengalami penurunan dan menjadi pemberat bagi pergerakan indeks sepanjang pekan terakhir ini. Saham-saham tersebut di antaranya, saham
BBCA yang turun 2,04% ke level Rp 27.600 per saham. Kemudian ada saham
ASII,
HMSP dan
GGRM yang masing-masing turun 3,55%, 2,09% dan 3,29% ke level Rp 8.150, Rp 3.750 dan Rp 80.900 per saham.
Lalu ada juga saham
TLKM,
TPIA,
ADRO,
JPFA dan
ICBP yang masing-masing turun 1,28%, 3,83%, 6,12%, 6,48% dan1,62% ke level Rp 3.850, Rp 5.650, Rp 1.305, Rp 2.740 dan Rp 10.600 per saham. Selanjutnya ada saham
BRPT,
TKIM,
BJBR,
BBNI,
INKP,
PGAS,
SMMA,
PNBN dan
TBIG yang masing-masing turun 4,21%, 4,64%, 8,15%, 1,10%, 2,50%, 2,72%, 3,13%, 4,26% dan 6,30% ke level Rp 2.500, Rp 12.850, Rp 2.140, Rp 8.975, Rp 12.675, Rp 2.500, Rp 7.750, Rp 13.350 dan Rp 4.610 per saham. Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, yang menyebabkan saham-saham tersebut turun dalam sepekan terakhir ini lantaran ada koreksi sehat, namun secara teknikal masih dalam trend menguat. "Memang ada beberapa saham sedang menguji resistance seperti
BBRI,
JPFA dan
TLKM. Yang lainnya masih dalam trend menguat," ujarnya. Untuk prospek ke depan, ia bilang secara teknikal, selama harganya tidak turun dari indikator support moving average harga rata-rata 20 hari (MA20), maka masih akan naik. "Dan hampir semua dari list di atas masih di atas MA20," tambahnya. Ia pun merekomendasikan untuk membeli saham dengan target harga untuk jangka pendek. "Untuk
BBCA boleh beli di level Rp 30.000 per saham,
BBRI beli di level Rp 4.000 per saham,
HMSP juga beli di level Rp 4.000 per saham dan saham ASII di level Rp 8.500 per saham," paparnya. Selain itu William juga merekomendasikan untuk beli saham TLKM dengan target harga di level Rp 4.000 per saham, JPFA dengan target harga Rp 3.000 per saham. "Kemudian boleh beli saham PGAS dengan target harga berkisar dari Rp 2.550 hingga Rp 2.600 per saham. Sementara untuk PNBN boleh beli di level Rp 1.400 per saham," tambahnya. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas juga sependapat. Ia mengatakan bahwa penyebab saham-saham tersebut menjadi pemberat indeks karena aksi
profit taking yang berasal dari investor asing. "Adapun sentimen negatif minggu yaitu mayoritas rilis data yang di bawah ekspektasi. Seperti
index Business Confidence, Consumer Confidence JAN, Cadangan Devisa,
Current Account Q4," terang dia. Meskipun demikian, ia bilang dari semua saham itu masih ada investor asing yang melakukan akumulasi beli seperti HMSP, TLKM, ICBP, BRPT, TKIM, BJBR, PGAS, TBIG. "Saham-saham itu berpeluang rebound karena sudah mendekati area jenuh jual," lanjutnya. Dari saham-saham tersebut, Sukarno merekomendasikan beli saham
HMSP,
TLKM dan
ICBP dengan target harga untuk jangka pendek masing-masing di level Rp 3.900 per saham, Rp 4.020 per saham dan Rp 10.950 per saham. "Alasannya karena selain teknikal bagus, investor asing juga akan terus mengakumulasi
buy saham-saham ini," ujarnya. Selanjutnya analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra mengatakan, sebenarnya kalau hanya mingguan saja sulit melihat saham tersebut turun karena faktor fundamental. "Sebab reaksi investor cukup rasional karena sebelumnya saham-saham tersebut sudah cukup naik banyak dan ada upaya profit taking juga. Lalu indeks juga sudah hampir kembali mendekati level all time high-nya," tandasnya.
Aditya juga mengungkapkan bahwa saham-saham blue chips juga cukup banyak diakumulasi asing secara year to date seperti
ASII,
TLKM,
HMSP,
GGRM,
ICBP,
BBNI,
PGAS dan
INKP masih menarik ke depannya. Ia lalu merekomendasikan untuk beli saham-saham tersebut untuk jangka pendek seperti saham
ASII yang boleh dibeli pada level Rp 8.500 per saham, beli juga
TLKM di level 4.000 per saham dan
HMSP di level Rp 3.900 per saham. "Selain itu, boleh beli juga saham
GGRM,
ICBP,
BBNI,
PGAS,
INKP dengan target harga masing-masing di level Rp 82.500, Rp 11.000, Rp 9.200, Rp 2.640 dan Rp 13.400 per saham," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto