KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih per kuartal III 2024. Melansir laporan keuangan, raihan laba bersih dan pendapatan perseroan di sembilan bulan pertama tahun 2024 kompak naik. Summarecon berhasil mengantongi pendapatan neto sebesar Rp 7,54 triliun di akhir September 2024, naik 48,85% secara tahunan alias
year on year (YoY).
Secara rinci, pendapatan tersebut mayoritas berasal dari segmen pengembangan properti yang menyumbang Rp 5,23 triliun per kuartal III 2024. Ini naik dari Rp 3,18 triliun per kuartal III 2023. Segmen properti investasi menyumbang Rp 1,59 triliun di akhir September 2024, naik dari Rp 1,24 triliun pada periode sama tahun lalu. Sementara, segmen lain-lain menyumbang Rp 706,76 miliar di periode ini, naik dari Rp 638,67 miliar pada kuartal III 2023.
Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Energi Bakal Tersengat Kabinet Trump yang Pro Energi Fosil Beban pokok penjualan dan beban langsung perseroan sebesar Rp 3,55 triliun di akhir kuartal III 2024, naik dari Rp 2,50 triliun pada periode sama tahun lalu. Sehingga, laba kotor SMRA menjadi Rp 3,98 triliun di periode ini, naik 55,92% yoy. Laba periode berjalan perseroan sebesar Rp 1,25 triliun di akhir September 2024, naik dari Rp 942,14 miliar per kuartal III tahun lalu. Alhasil, SMRA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 933,70 miliar per kuartal III 2024, naik 42,98% yoy dari Rp 635,02 miliar di periode sama tahun sebelumnya. Dengan raihan tersebut, SMRA pun naik ke Rp 56,56 per 30 September 2024, naik dari Rp 39,56 pada periode sama tahun lalu. Senior Market Analyst
Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta Utama melihat, peningkatan kinerja SMRA di akhir September 2024 didorong oleh raihan pendapatan prapenjualan alias marketing sales yang positif. “Meskipun pendapatan berulang mereka juga berhasil membantu, tetapi faktor penopangnya tetap dari
marketing sales. Apalagi, aset properti mereka letaknya cukup strategis,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (22/11).
Baca Juga: Bumi Citra Permai (BCIP) Bidik Cuan Bisnis Kaveling Industri SMRA mengantongi
marketing sales senilai Rp 2,7 triliun per kuartal III 2024, dari target sebesar Rp 5 triliun di tahun ini. Meskipun begitu, SMRA optimistis target
marketing sales bisa tercapai di akhir tahun, mengingat ramainya rilis produk baru mereka di semester II 2024. Terbaru, SMRA mendapatkan tambahan
marketing sales sebesar Rp 225 miliar dari penjualan tahap I Cluster Louise Summarecon Serpong. Di kuartal IV hingga 2025, kinerja SMRA terbantu oleh sejumlah sentimen positif. Pertama, potensi penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) di akhir tahun 2024 yang bisa memicu penurunan bunga kredit, sehingga permintaan untuk KPR meningkat. “Kedua, program tiga juta rumah yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Lalu, ada juga insentif PPN DTP dan penghapusan pajak properti yang juga direncanakan oleh pemerintah,” paparnya. Nafan pun merekomendasikan
accumulative buy untuk SMRA dengan target harga Rp 640 per saham. Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, kenaikan laba yang terjadi pada SMRA disebabkan oleh naiknya pendapatan dari segmen pengembangan properti dan segmen properti investasi. Di kuartal IV 2024, kinerja SMRA diperkirakan akan sedikit berat karena suku bunga Bank Indonesia (BI) pada bulan November 2024 yang ditahan di level 6%. Kenaikan PPN menjadi 12% di tahun 2025 juga menjadi sentimen negatif untuk SMRA. “Sementara itu, program 3 juta rumah menjadi katalis positif untuk SMRA dan sektor properti lainnya,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (22/11). Andhika pun merekomendasikan beli untuk SMRA dengan target harga di level Rp 600 per saham.
Baca Juga: Sampai Akhir September 2024, Laba Bersih Summarecon Agung (SMRA) Melejit 43% Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati