KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Surya Citra Media Tbk (
SCMA) diprediksi bakal prospektif di semester I 2024 karena sejumlah sentimen. Analis Ciptadana Sekuritas Asia Gani mengatakan, kinerja SCMA di sepanjang tahun 2023 memang agak sedikit melandai akibat adanya Analog Switch-Off (ASO). Proses migrasi saluran dari analog ke digital ini terbagi ke 8 fase, dengan fase terakhir selesai pada 23 Agustus 2023.
Sejak 23 Agustus, semua saluran TV telah bermigrasi ke siaran digital, dan saluran analog telah berhenti beroperasi. Meskipun demikian, masih ada potensi tantangan operasional, khususnya dalam distribusi dan pemasangan dekoder. “Akibatnya, implementasi saluran TV digital secara penuh di lapangan mungkin tertunda hingga kuartal IV 2023. Periode ini jadi periode kalibrasi,” ujarnya dalam riset pada 19 Januari 2024.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham SCMA di Tengah Sentimen Pemilu dan Lebaran Memasuki tahun 2024, penetrasi layanan Free to Air (FTA-TV) di Indonesia akan pulih hingga hampir 100%, seperti sebelum penerapan ASO. “Dengan pemulihan data pangsa pemirsa dan penetrasi TV kembali ke 100%, para pengiklan pasti akan mengalokasikan kembali anggaran ke FTA-TV,” paparnya. Di sisi lain, layanan over-the-top (OTT) milik SCMA, Vidio, telah berhasil mengumpulkan pelanggan berbayar baru hingga mencapai 5 juta pada akhir tahun 2022 berkat Piala Dunia. Ketika paket Piala Dunia berakhir pada tanggal 23 Maret, pelanggan berbayar turun menjadi 3,5 juta. Lalu, pelanggan berbayar kembali menjadi 4,0 juta pada tanggal 23 Oktober. “Kami memperkirakan pelanggan berbayar Vidio dapat mencapai 4,2-4,3 juta pada akhir tahun 2023 ini,” tuturnya. Per kuartal III 2023, Vidio mencatatkan pendapatan sebesar Rp763 miliar, tumbuh sebesar 40,1% secara tahunan. Raihan ini menyumbang 16% dari pendapatan konsolidasi pada periode tersebut. Gani pun memproyeksikan pertumbuhan pendapatan Vidio di tahun 2023 sebesar 10% menjadi Rp 1,2 triliun.
Sentimennya didorong oleh pertumbuhan pelanggan yang stabil dan peningkatan ARPU yang moderat pada campuran pelanggan yang lebih baik. Selain itu, Vidio akan menyeimbangkan profitabilitas dan pertumbuhan dalam arah bisnisnya ke depan. Menurut Gani, Vidio berencana merilis 20-21 seri orisinal baru di tahun 2024, turun dari 31 seri rilis di tahun kemarin. Untuk acara olahraga, Vidio akan terus menjadi penyiar resmi Liga Utama Inggris, namun kemungkinan besar tidak akan menawar acara olahraga sebesar Piala Dunia. “Oleh karena itu, kami mengharapkan peningkatan profitabilitas di Vidio,” tuturnya.
Kinerja SCMA di semester I-2024, kata Gani, bakal terkerek tingkat konsumsi masyarakat yang meningkat akibat ada pemilu dan Lebaran. “Pemilu dan musim Lebaran yang akan mendorong lebih banyak belanja iklan,” katanya. Gani pun merekomendasikan beli untuk saham SCMA dengan target harga Rp 185 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari