Simak Rekomendasi Saham Surya Semesta Internusa (SSIA) dari Analis Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) diperkirakan akan membaik pada sisa tahun ini. Marketing sales yang solid serta pertumbuhan pada lini bisnis konstruksi dan hospitality akan menjadi katalis positif. Apalagi, dibanding emiten kawasan industri lainnya, SSIA dinilai lebih defensif berkat bisnis recurring income-nya.

Pada kuartal I-2022, SSIA membukukan pendapatan sebesar Rp 766 miliar atau naik 71,4% secara year on year (yoy). Namun, jika dihitung secara kuartalan, perolehan tersebut turun 20,2%. 

Sementara, dari sisi bottom line, SSIA masih membukukan kerugian bersih Rp 76 miliar. Padahal, pada kuartal IV-2021, SSIA mencatatkan laba bersih Rp 69 miliar.


Baca Juga: Kinerja Surya Semesta (SSIA) Berpotensi Membaik Pada 2022, Intip Rekomendasi Sahamnya

Walaupun kinerja SSIA di kuartal I-2022 masih kurang solid, analis Sucor Sekuritas Benyamin Mikael meyakini ke depan kinerja SSIA akan semakin membaik. 

Dari lini bisnis lahan industri, hingga akhir Juni kemarin, SSIA berhasil membukukan marketing sales sebesar 9 ha. Angka ini jauh lebih tinggi dari perolehan di semester I-2021 uang hanya 7,5 ha. 

“Sejauh ini, penjualan lahan di Karawang sudah mencapai 45% dari targetnya yang 20 ha. Lalu, marketing sales untuk lahan di Subang diekspektasikan akan terjadi di kuartal III-2022 ini,” ujar Benyamin kepada Kontan.co.id, Kamis (21/7).

Benyamin cukup optimistis penjualan lahan di Karawang akan dapat mencapai target yang ditetapkan. Sementara untuk penjualan lahan di Subang, SSIA menargetkan sampai 100 ha. Menurutnya, pada kuartal III-2022 akan ada perusahaan Jepang yang melakukan pembelian dengan inquiry sekitar 30 ha-100 ha. 

 
SSIA Chart by TradingView

Jadi, jika ada satu tenant yang sepakat dan membeli lahan di Subang, maka 50% dari target SSIA sudah tercapai. Hanya saja, ia menambahkan, calon pembeli terbesar sebenarnya dari perusahaan China. Dengan adanya faktor lockdown yang terjadi di China, maka bisa saja menghambat marketing sales di Subang pada tahun ini.

Sementara dari lini bisnis konstruksi, SSIA sudah berhasil membukukan kontrak sebesar Rp 1,6 triliun. Angka ini tumbuh 51,8% secara year on year (yoy) serta memenuhi 85% dari target yang dipatok untuk 2022. Oleh karena itu, Benyamin melihat SSIA tidak akan kesulitan untuk melewati target tersebut.

Lalu, kinerja dari bisnis hospitality SSIA juga diyakini akan semakin membaik. Dia bilang, hal tersebut tidak terlepas dari hidupnya kembali wisata di Bali sejak kuartal II-2022 hingga akhir tahun ini. Agenda seperti konferensi G20, lonjakan kunjungan turis, kenaikan harga kamar sewa, hingga selesainya renovasi Jumawa Bali (Hilton) diyakini akan jadi katalis positif.

Baca Juga: Sudah Meraih Rp 1,6 Triliun, SSIA Optimistis Kontrak Baru 2022 Bisa Melampaui Target

“SSIA ini punya bisnis yang lebih terdiversifikasi dibanding peers, adanya bisnis konstruksi dan hotel membuat SSIA bisa mendapatkan recurring income. Jadi SSIA jauh lebih defensif di kondisi pasca pandemi,” imbuh Benyamin.

Dengan berbagai potensi tersebut, Benyamin memberikan rating beli untuk saham SSIA dengan target harga Rp 680 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi