Simak Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR) yang Mengerek Target Penjualan 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) mengerek target penjualan alat berat Komatsu tahun ini. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini memutuskan untuk menaikkan angka penjualan menjadi 4.800 unit dari sebelumnya 3.700 unit.

Revisi naik target ini berdasarkan hasill diskusi dengan prinsipal dan juga hasil analisis pasar. “Proyeksi penjualan kami sesuaikan sambil tetap memantau pergerakan pasar sampai akhir tahun,” terang Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis kepada Kontan.co.id, Jumat (24/6).

Sara mengatakan, kemampuan produsen/prinsipal untuk memproduksi alat tentu tidak dapat diakselerasi cepat, melainkan secara bertahap.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Mengerek Target Penjualan Alat Berat Tahun Ini

Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Luthfi Djamal mempertahankan rekomendasi beli saham UNTR, dengan menaikkan target harga menjadi Rp 34.700 per saham dari sebelumnya Rp 31.400 per saham. RHB Sekuritas mengerek proyeksi laba bersih UNTR untuk tahun ini dan tahun 2023, masing-masing sebesar 14% dan 5% dari proyeksi lama.

Dus, tahun ini UNTR diramal akan membukukan laba bersih senilai Rp 13,19 triliun. Sedangkan tahun depan UNTR akan membukukan laba bersih senilai Rp 12,11 triliun.

Revisi naik ini seiring naiknya proyeksi penjualan alat berat yang lebih tinggi untuk tahun ini. RHB Sekuritas sendiri menargetkan UNTR menjual 5.300 unit Komatsu tahun ini, naik 72% secara year-on-year (yoy).

Baca Juga: United Tractors (UNTR) Kaji Pengembangan Berbagai Jenis Pembangkit EBT

 
UNTR Chart by TradingView

“Permintaan solid dari pulihnya kegiatan pertambangan telah memberi sentimen positif pada tren penjualan alat berat domestik UNTR dan dibarengi peningkatan pangsa pasar (market share),” terang Fauzan.

Kinerja UNTR juga ditopang oleh segmen tambang emas. Terlepas dari upaya penambangan yang lebih dalam untuk mengamankan cadangan, bisnis emas akan terus melengkapi bisnis UNTR secara keseluruhan, mengingat marginnya yang lebar.

Hanya saja, terdapat sejumlah risiko dari rekomendasi ini. Pertama, melemahnya penjualan alat berat. Kedua, penurunan harga batubara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ketiga, gelombang pandemi Covid-19  berkepanjangan yang berdampak pada permintaan batubara global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati