Simak Rekomendasi Saham UNTR di Tengah Masih Lesunya Harga Batubara



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) dipandang punya prospek menarik di tengah lesunya harga batubara. UNTR bakal terangkat normalisasi harga batubara dan upaya diversifikasi jadi suntikan tenaga baru.

Seperti diketahui, UNTR melaporkan penurunan total pendapatan sebesar 7% year on year (YoY) menjadi Rp 32,4 triliun pada kuartal pertama 2024. Laba bersih UNTR juga terkerek turun sebesar 5% YoY menjadi Rp 4,5 triliun.

Baca Juga: Buah Manis Diversifikasi Bisnis Mulai Dirasakan TPIA, UNTR Hingga HRUM


Analis NH Korindo Sekuritas Axell Ebenhaezer mencermati bahwa penurunan kinerja top line dan bottom line UNTR tersebut dapat disebabkan oleh penurunan tajam harga batubara.

Di samping itu, emiten grup Astra ini terdampak kerugian selisih kurs akibat melemahnya rupiah dan biaya pendapaan yang lebih tinggi.

“Harga batubara dunia turun secara signifikan dalam setahun terakhir, mengakibatkan penurunan pendapatan baik dari segmen pertambangan batubara maupun segmen mesin konstruksi,” ungkap Axell dalam riset 3 Mei 2024.

Akibatnya, Axell menjelaskan, PT Tuah Turangga Agung (TTA) yang mengurusi aset tambang batubara UNTR dan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melaporkan pendapatan turun sebesar 21%yoy menjadi Rp 8,3 triliun karena harga jual rata-rata batubara turun.

 
UNTR Chart by TradingView

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham MAPA, UNTR, TAPG dan ISAT untuk Hari Ini (5/6)

Padahal, UNTR berhasil meningkatkan volume penjualan batubaranya sebesar 33% YoY menjadi hampir 4 juta ton di kuartal I-2024.

Selain itu, volume penjualan mesin konstruksi UNTR turun secara signifikan sekitar 37% YoY menjadi 1.126 unit pada tiga bulan pertama tahun ini. Penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh perlambatan pada sektor konstruksi, pertambangan, dan kehutanan.

Walau demikian, pendapatan dari segmen kontraktor penambangan UNTR meningkat sebesar 14% YoY menjadi Rp 13,3 triliun pada kuartal pertama 2024, sehingga mencakup 41,2% pendapatan UNTR di periode tersebut.

Axell mengamati, pertumbuhan segmen ini disebabkan oleh para penambang yang ingin meningkatkan produksi guna merespons peningkatan permintaan batubara, baik dari pasar domestik maupun pasar internasional, khususnya India dan China.

Dengan kata lain, industri tambang batubara memiliki prospek menarik ke depannya.

Baca Juga: Astra International (ASII) Groundbreaking Pembangunan Astra Biz Center di IKN

Editor: Yudho Winarto