Simak Rekomendasi Saham Untuk Emiten Teknologi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor teknologi Tanah Air masih lesu. Jika dibandingkan dengan kinerja sektor lainnya, sektor teknologi bahkan terkoreksi paling dalam sejak awal tahun 2024.

Melansir laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (17/3), IDX Sector Technology terkoreksi sebesar 18,45% secara year to date (YTD).

Di sisi lain, bayang-bayang winter tech juga masih menghantui. Tren penurunan kinerja sektor masih terjadi secara global dan terus berlanjut.  Kondisi global itu tampaknya berjalan bersamaan dengan kinerja emiten teknologi di Tanah Air.


CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan, anjloknya kinerja indeks sektor teknologi karena terseret oleh merosotnya mayoritas harga saham-saham teknologi, khususnya di subsektor Perangkat Lunak & Jasa Teknologi Informasi.

Hal ini termasuk di antaranya harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang memiliki kapitalisasi cukup besar. 

Baca Juga: Sektor Teknologi Masih Lesu, Begini Kata Emiten

Selain itu, terdapat sembilan saham dengan market cap di bawah Rp 5 triliun yang terkoreksi sepanjang YTD hingga lebih dari 20%.

“Tertekannya harga saham emiten teknologi disebabkan oleh kinerja keuangan yang melambat di sepanjang tahun 2023,” ujarnya kepada Kontan, Minggu (17/3).

Di tahun 2024, Praska melihat, kinerja emiten sektor teknologi masih menghadapi tantangan berat, karena persaingan dari sisi penyedia jasa teknologi perangkat lunak di bidang e-commerce serta perebutan pangsa pasar dari penyedia layanan tersebut, khususnya yg bergerak pada transaksi ritel. 

“Sentimen positif sektor ini ke depannya adalah jika emiten mampu meningkatkan angka pertumbuhan sekaligus menjaga margin,” ungkapnya.

Menurut Praska, saham yang masih bisa dilirik oleh investor di sektor teknologi berasal dari subsektor Perangkat Keras & Peralatan Teknologi, di antaranya adalah PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) dan PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN).

Baca Juga: IHSG Anjlok 1,42% ke 7.328, EMTK, BBNI dan BRPT Top Losers di LQ45, Jumat (15/3)

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta melihat, kinerja emiten teknologi masih tertekan. Nafan pun menyarankan investor untuk kembali melihat kinerja para emiten di kuartal I 2024 sebelum berinvestasi di sektor ini.

Nafan melihat, realisasi profit dari para emiten teknologi, termasuk e-commerce, sepertinya belum akan terjadi dalam waktu dekat. 

“Meskipun jika dilihat dari pendapatan, ada sentimen positif dari gross merchandise value (GMV) dan gross transaction value (GTV) yang besar,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3).

Ketidakpastian kinerja emiten sektor teknologi membuat Nafan belum memberikan rekomendasi.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat, pergerakan saham GOTO saat ini berada di level support Rp 64 per saham dan resistance Rp 81 per saham.

William merekomendasikan speculative buy untuk GOTO dengan target harga Rp 81 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati