KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja keuangan PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) berhasil tumbuh di tengah lesunya harga nikel. INCO membukukan pendapatan senilai US$ 937,89 juta per kuartal III-2023. Realisasi ini naik 11,9% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 873,77 juta. Dari sisi
bottom line, produsen nikel matte ini membukukan laba bersih senilai US$ 221,08 juta. Keuntungan Vale naik 31,29% dari posisi di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 168,38 juta. Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan menilai, secara umum realisasi laba bersih INCO masih sejalan dengan estimasi yang dipasang BRI Danareksa, yang mewakili 77,1% dari estimasi laba bersih tahun 2023. Namun, capaian ini berada di atas estimasi konsensus, yang mencerminkan 82,3% dari estimasi.
Baca Juga:
Tensi Geopolitik Panas, Intip Rekomendasi Saham Sejumlah Emiten Komoditas Berikut Ini Menurut Hasan, tumbuhnya pendapatan INCO terbantu oleh peningkatan volume penjualan nikel di tengah menurunnya realisasi harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP). Adapun INCO berhasil mencatat peningkatan volume penjualan sebesar 7% selama sembilan bulan pertama 2023 yakni sebesar 50.435 ton nikel dalam matte. Sebagai perbandingan, volume penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya hanya 44.347 ton nikel matte. Sementara itu, ASP pada sembilan bulan pertama 2023 sebesar US$ 18.596 per ton, menurun sebesar 5,6% bila dibandingkan dengan harga realisasi rata-rata pada periode yang sama tahun lalu yakni US$ 19.703 per ton nikel. Sementara di kuartal ketiga 2023 sendiri, ASP nikel INCO tercatat sebesar US$ 16.204 per ton alias menurun 9,8% secara
year-on-year (YoY). Hasan menilai, meskipun harga nikel London Metal Exchange (LME) telah turun ke level US$ 17.000 per ton pada bulan Oktober 2023, harga rata-rata nikel secara
year-to-date (YtD) masih mencapai US$ 22.471 per ton. Realisasi harga ini masih sejalan dengan estimasi harga nikel tahun 2023 yang dipasang BRI Danareksa Sekuritas, yakni sebesar US$ 21.000 per ton. Baca Juga:
MIND ID Ingin Jadi Pemegang Saham Mayoritas Vale Indonesia (INCO) Sementara itu, Hasan melihat bahwa INCO dapat mencapai target produksi nikel matte tahun ini yang ditargetkan sebesar 70.000 ton, karena volume produksi per akhir kuartal III-2023 sudah mencapai 73,8% dari perkiraan Hasan.
Hasan memproyeksi, INCO tahun ini akan membukukan pendapatan sebesar US$ 1,36 miliar dengan capaian laba bersih mencapai US$ 287 juta. Estimasi ini didasarkan pada asumsi harga nikel dan ASP INCO masing-masing di kisaran US$ 22.000 per ton dan US$ 17.160 per ton untuk tahun 2023. Dus, Hasan merekomendasikan
buy saham INCO dengan target harga Rp 7.000 per saham. “Kami menyukai saham INCO karena kejelasan proyek high
Pressure Acid Leaching (HPAL) miliknya dan potensi margin yang lebih unggul dibandingkan perusahaan nikel sejenis,” tulis Hasan dalam riset, Jumat (27/10). Risiko utama dalam jangka pendek adalah adalah tertundanya proses divestasi saham INCO ke MIND ID dan melemahnya harga nikel. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati