Simak rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO) di tengah potensi penurunan produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk berhasil mendongkrak kinerjanya sepanjang tiga bulan pertama 2020.  Emiten dengan kode saham INCO ini mencatatkan penjualan sebesar US$ 206,6 juta pada kuartal I-2021, naik 7% bila dibandingkan realisasi kuartal IV-2020 dan 18% lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tak pelak, kenaikan pendapatan ini turut mengerek laba bersih INCO. Produsen nikel ini membukukan kenaikan laba bersih yang signifikan, yakni sebesar16,36% yoy, dari US$ 28,96 juta menjadi US$ 33,69 juta.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, kenaikan laba bersih di kuartal pertama 2021 tidak terlepas dari harga jual rerata atau average selling price (ASP) nikel-dalam-matte yang solid, yang naik 17,0% secara kuartalan dan naik 33,4% secara tahunan.

Selain itu, penurunan tarif pajak yang dinormalisasi menjadi sebesar 29,4% di kuartal pertama (berbanding 78,2% di kuartal keempat 2020) juga membantu INCO meningkatkan laba bersih secara kuartalan.

Baca Juga: Kas Vale Indonesia (INCO) akhir 2020 tinggi, begini rencana untuk sejumlah proyeknya

Adapun torehan laba bersih Vale Indonesia pada kuartal pertama 2021 sedikit di bawah perkiraan BRI Danareksa Sekuritas yang mencerminkan 22,2% dari total proyeksi. Namun, realisasi ini sedikit berada di atas perkiraan konsensus , yang mencerminkan 27% dari proyeksi konsensus.

 
INCO Chart by TradingView

INCO melaporkan telah memproduksi 15.198 metrik ton (MT) nikel dalam matte pada triwulan pertama tahun 2021. Realisasi ini menurun masing-masing 8% dan 14% jika dibandingkan dengan produksi pada kuartal keempat 2020 dan kuartal pertama 2020. Adapun produksi pada kuartal keempat mencapai 16.445 MT sementara produksi pada kuartal pertama mencapai 17.614 MT.

Tahun ini, manajemen INCO menargetkan produksi nikel-dalam-matte menurun 11,4% menjadi 64.000 ton. Penurunan ini seiring dengan rencana INCO untuk membangun kembali salah satu tanur (tungku) nya, yang akan rampung pada November 2021. Namun, rencana ini berpotensi mengalami penundaan dari rencana awal yakni pada  Mei 2021.

“Meskipun demikian, kami memperkirakan harga nikel yang solid dapat membantu INCO meningkatkan pendapatan di tahun 2021,” tulis Stefanus dalam riset, Kamis (29/4).

BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham INCO dengan  target harga Rp 6.300. Target ini lebih rendah dari target harga yang dipasang sebelumnya yakni di level Rp 6.800, karena menurunnya perkiraan laba bersih INCO sebesar 8% dan 14% untuk 2021 dan 2022, seiring menurunnya target produksi nikel.

Tahun ini, INCO diproyeksikan membukukan pendapatan US$ 899 juta dengan laba bersih US$ 134 juta. Sementara tahun depan, INCO diproyeksikan mengempit pendapatan bersih senilai US$ 983 juta dengan laba bersih US$ 164 juta.

Selanjutnya: Bakal bagi dividen, simak rekomendasi saham Vale Indonesia (INCO)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi