KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (
WSKT) melanjutkan program divestasi ruas jalan tol dalam beberapa tahun ke depan. Emiten konstruksi plat merah ini setidaknya bakal melego lima ruas tol hingga tahun 2025. Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Novianto Ari Nugroho menegaskan, WSKT akan mendivestasikan jalan tol dengan mencari strategic partnership untuk sejumlah ruas yang sudah beroperasi penuh atau masih beroperasi parsial. Di antaranya adalah ruas tol Pemalang-Batang, Depok-Antasari, Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Pasuruan-Probolinggo, dan Cisumdawu.
Baca Juga: Bidik Dana Rp 3,98 Triliun, Waskita Karya (WSKT) Gelar Rights Issue Awal Desember "Yang paling dekat ruas Pemalang-Batang, untuk calon pembelinya nanti (diinformasikan) kalau sudah tanda tangan CSPA/SPA," ujar Novianto kepada Kontan.co.id, Selasa (22/11). Terkait dana yang dibidik WSKT dari divestasi lima ruas tol tersebut, Novianto belum bisa merinci nilainya. "Karena transaksi divestasi itu kan ada nilai ekuitas dan utang yang akan terkonsolidasi," imbuhnya. Yang pasti, Direktur Waskita Karya Destiawan Soewardjono memastikan transaksi divestasi ruas tol akan di atas nilai buku. Selain pertimbangan bisnis, hal ini juga untuk memenuhi aspek administrasi dan legal. Sebagaimana yang menjadi arahan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Jaksa Agung Muda Perdata Tata Usaha Negara (Jamdatun). "Jadi yang sudah kami laksanakan untuk
strategic parnership semuanya di atas valuasi kami," terang Destiawan dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Senin (21/11). Divestasi jalan tol melalui skema
strategic partnership merupakan salah satu dari delapan stream penyehatan keuangan. Tujuannya, mengurangi beban utang WSKT yang berasal dari investasi dan konstruksi jalan tol. Kemudian, untuk dekonsolidasi utang sebanyak Rp 23 triliun pada tahun 2022 - 2025. Pada tahun 2021 lalu, WSKT telah mendivestasi empat ruas jalan tol. Sedangkan pada tahun 2022, sudah ada tiga ruas tol yang didivestasi, yakni Cimanggis-Cibitung, Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang. Selain divestasi tol, strategi penyehatan keuangan juga dilakukan lewat Penyertaan Modal Negara (PMN) dan rights issue. Untuk tahun ini, pemerintah akan memberikan PMN sebesar Rp 3 triliun. Bersamaan dengan ini, WSKT akan menggelar rights issue agar porsi saham publik tidak terdilusi. Aksi korporasi ini akan digelar awal Desember 2022, dengan target perolehan dana dari pemerintah dan publik sebesar Rp 3,98 triliun. PMN sebesar Rp 3 triliun tahun ini akan dialokasikan untuk pembangunan jalan tol yang sedang digarap WSKT. Sekitar Rp 2 triliun untuk proyek jalan tol Kayu Agung - Palembang - Betung. Lalu sekitar Rp 1 triliun untuk proyek tol Bocimi.
Baca Juga: Naik 10,6%, Waskita Karya (WSKT) Raih Kontrak Baru Rp 13,3 Triliun per Oktober 2022 Financial Expert Ajaib Sekuritas, M. Julian Fadli memperkirakan penggunaan dana PMN untuk modal kerja dan ekspansi akan memberikan dampak positif bagi kinerja operasional dan fundamental keuangan WSKT. Secara jangka panjang, Fadli melihat WSKT masih dalam tren positif. Apalagi berpartisipasi dalam berbagai proyek pembangunan seperti Ibu Kota Negara (IKN). Hal ini bisa menjadi katalis positif bagi WSKT dalam mendongkrak nilai kontrak baru dan fundamental perusahaan. "Saham WSKT masih prospektif untuk diinvestasikan karena memiliki dukungan dari pemerintah dan terdapat katalis positif dari pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi," kata Fadli kepada Kontan.co.id, Selasa (22/11). Secara teknikal, WSKT masih bergerak
sideways. Saran Fadli, investor bisa melakukan strategi cicil beli pada area support di area Rp 458 - Rp 464. Sedangkan target harga terdekat WSKT ada pada rersistance di level Rp 488. Pertimbangkan cut loss apabila menembus support kuat pada Rp 448. Adapun pada perdagangan hari ini saham WSKT merosot 1,28% ke harga Rp 464.
Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Bersiap Garap Jalan Tol Terpanjang di Jalur Selatan Pulau Jawa Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menjelaskan, jika melihat
timeframe yang lebih besar pada mingguan dan bulanan, pergerakan WSKT masih ada di fase downtrend. Herditya menyarankan wait and see terlebih dulu. Pelaku pasar bisa mewaspadai support WSKT di posisi Rp 450. Jika level itu tertembus, berpotensi membawa WSKT ambles ke Rp 350. Sedangkan resistance ada di level Rp 490. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menambahkan, pergerakan WSKT belum menunjukkan tanda-tanda reversal yang jelas. Pelaku pasar bisa mempertimbangkan speculative buy mencermati support Rp 432 dan resistance di Rp 515. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi