KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun baru Imlek segera tiba. Tahun Kelinci Air akan berganti menjadi tahun Naga Kayu. Praktisi pasar modal Sunar Susanto mengatakan, dalam kalender Astrologi Zodiak China terdapat 12 zodiak atau shio yang menjadi simbol tiap tahunnya. Dalam zodiak China terbagi menjadi dua kategori yaitu Ying dan Yang, yang mempunyai unsur yang berlawanan dan lima elemen yang terdiri dari unsur kayu, api, tanah, logam dan air. Tahun baru China 2024 adalah tahunnya Naga Yang dengan Elemen Kayu.
Berdasarkan penelitian ilmiah dari Asian Journal of Finance & Accounting ISSN 1946-052X 2013, Vol. 5, No. 1 dengan judul artikel Zodiac Calendar and Market Returns yang ditulis oleh Alex Meisami, tingkat imbal hasil rata-rata di tahun Yang untuk Indeks Hang Seng dan Indeks S&P500 lebih tinggi daripada tahun Ying, yaitu 24,73% dan 8,19% untuk Yang dan 19,98% dan 7,84% untuk Yin.
Baca Juga: Menyaring Saham Bluechip Pilihan dalam Susunan Baru LQ45, Cermati Rekomendasi Ini Untuk Elemen kayu, rata-rata imbal hasil Han Seng dan S&P500 adalah 12,81% dan 13,24%. Jika menghubungkan keduanya, Yang Wood, Sunar menyebutkan rata-rata imbal hasil Han Seng dan S&P 500 adalah -11,81% dan 7,9%. "Tahun Yang Wood rata-rata menghasilkan
return minus, terburuk dibandingkan kombinasi elemen yang lain untuk Indeks Hang Seng," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (1/2). Berdasarkan Shio Naga, rata-rata imbal hasil Hang Seng dan S&P500 adalah 15,44% dan 5,38%. Untuk tahun 2023, imbal hasil IHSG jauh lebih baik dari Hang Seng, tetapi masih kalah dari S&P 500. Dengan melihat statistik untuk tahun Naga Kayu Yang, Sunar memprediksi untuk IHSG masih ada peluang kenaikan 9%-10% sampai akhir tahun 2024. Angka tersebut diambil dari rata-rata imbal hasil kombinasi antara Naga, Kayu Yang dari Hang Seng dan S&P500. Berdasarkan data Seasonality bulanan selama 20 tahun terakhir, strategi untuk investor, bulan terbaik untuk investasi di saham adalah Bulan Mei, September dan November. Untuk
trader, bulan terbaik untuk
trading di saham adalah Juli, Oktober dan Desember. Dari 11 sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor yang menarik untuk
buy on weakness bagi Investor adalah sektor IDXENERGY, IDXPROPERT, IDXHEALTH dan IDXINDUST. Menurut Sunar, sektor properti akan diuntungkan dengan sentimen penurunan suku bunga dan sentimen harga properti yang cenderung stagnan yang mendorong spekulan untuk mulai berinvestasi di sektor properti khususnya rumah tapak. Untuk sektor energi, ia menilai masih tetap menarik sesuai dengan panasnya sentimen global yang tidak menentu dan peluang untuk membeli di harga rendah. Untuk sektor kesehatan, masih menarik walaupun endemi sudah berakhir.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah pada Februari, Simak Saham-Saham Pilihan Panin Sekuritas "Gaya hidup kaum Gen-Z yang cenderung meningkatkan risiko kesehatan seperti makan-makanan yang mengandung kolestrol tinggi, merokok dan minuman yang manis yang meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung," katanya. Sementara untuk sektor industri yang di dominasi oleh group Astra, walaupun tertimpa banyak isu negatif, tetapi ia melihat sudah
priced-in atau sudah tidak memberikan dampak negatif lebih mendalam. Sehingga ia memperkirakan akan bangkit di semester II tahun ini.
Oleh sebab itu, Sunar merekomendasikan saham untuk tahun 2024, antara lain
ASII dengan target harga Rp 6.800,
PWON Rp 520,
ITMG Rp 31.400, dan
MIKA dengan target harga Rp 3.400.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi