Simak rekomendasi terhadap emiten ritel setelah ada kenaikan PPh 22 impor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) ribuan produk impor menjadi sampai 10% demi menahan defisit transaksi berjalan untuk menjaga nilai tukar rupiah. Produk yang terkena kenaikan tarif mulai 13 September ini terutama produk konsumsi mulai dari kosmetik, peralatan olah raga dan hobi, perabot, hingga mobil mewah.

Menurut Analis Trimegah, Rovandi, kenaikan tarif ini tak terlalu banyak berpengaruh pada emiten ritel besar yang telah berada di bursa. Mereka antara lain PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), dan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF).

Rovandi menilai, emiten-emiten ini tidak terlalu terdampak dengan kenaikan PPh impor karena tidak mempengaruhi laba.


"Tidak terlalu berefek karena ini PPh bukan bea impor artinya uangnya akan kembali lagi ke importir karena telah melakukan pembayaran di muka saat melakukan proses impor dan sisanya dibebankan ke pajak penghasilan selama setahun," tandasnya, Senin (10/9).

Rovandi bilang dampaknya hanya kepada masalah cash flow. Namun, umumnya perusahaan besar yang melantai di bursa tidak bermasalah untuk cash flow, apalagi hanya untuk pajak.

Dari sisi saham, Rovandi bilang, prospek saham ACES mulai terbatas untuk akhir tahun ini karena penurunan daya beli masyarakat dan rupiah yang melemah.

"ACES menarik dikoleksi, jika harga bisa melampaui MA-200 di harga Rp 1.400 per saham. Namun, saya pesimis ACES akan bergerak di atas harga tersebut. ACES lebih berpeluang menuju area support di level Rp 1.100 hingga 1.200 per saham pada akhir tahun ini," pungkasnya.

ACES pada Senin kemarin ditutup 0,4% menjadi Rp 1.255 per saham.

Sementara untuk RALS, ia bilang masih ada potensi naik dengan target harga hingga akhir tahun di level Rp 1.350 hingga Rp 1.400 per saham. Kemarin, RALS ditutup di harga Rp 1.300 per saham.

"Lalu, untuk saham MPPA dan LPPF dianjurkan untuk dijual dan switch ke saham lain karena kondisinya sedang downtrend dan masih akan melemah," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia