KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) dan PT Puradelta Lestari Tbk (
DMAS) menempuh jalur berbeda dari sisi perolehan laba bersih pada Semester I-2022. Meski, kedua emiten properti Grup Sinar Mas itu masih mencetak pertumbuhan pendapatan usaha. DMAS maupun BSDE memang masih mampu meraih laba bersih. Tapi, laju pertumbuhan kinerja DMAS di paruh pertama 2022 melampaui BSDE. Laba bersih DMAS meroket, sedangkan BSDE merosot. Dilihat dari laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), BSDE mencetak pendapatan usaha Rp 3,83 triliun hingga Juni 2022. Naik 17,84% dibandingkan pendapatan usaha Semester I-2021, yakni Rp 3,24 triliun.
Baca Juga: Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Sepekan ke Depan Naiknya pendapatan usaha diikuti lonjakan beban BSDE. Beban pokok penjualan naik 37,73%
year on year (YoY) menjadi Rp 1,46 triliun dan jumlah beban usaha meningkat 27,35% menjadi Rp 1,35 triliun pada Semester I-2022. Laba usaha BSDE pun turun 9,82% menjadi Rp 1,01 triliun. Kemudian dari sisi
bottom line, BSDE meraih laba bersih Rp 463,63 miliar hingga Juni 2022, merosot 31,81% dibanding laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BSDE Semester I-2021 sebesar Rp 680 miliar. Direktur BSDE Hermawan Wijaya mengungkapkan, laba bersih paruh pertama 2021 bisa lebih tinggi terutama karena ada pencatatan keuntungan dari akuisisi saham. Merujuk kepada laporan keuangan, pada Semester I-2021 BSDE mencatatkan keuntungan dari akuisisi saham entitas anak sebesar Rp 153,99 miliar. "Pada tahun lalu ada transaksi yang tidak terjadi setiap tahun, yaitu pencatatan atas keuntungan nilai akuisisi saham. Kalau transaksi ini dikeluarkan pada periode Juni 2022, pencapaian laba bersih tidak menurun sebesar itu," kata Hermawan kepada Kontan.co.id, Minggu (7/8). Sedangkan dari sisi pendapatan pra-penjualan (marketing sales), BSDE mampu mengantongi Rp 4,7 triliun hingga Juni 2022. Angka itu sudah mencapai 61% dari target prapenjualan BSDE yang ingin dicapai tahun ini, senilai Rp 7,7 triliun. Menurut Hermawan, solidnya kinerja prapenjualan BSDE ditopang oleh program insentif yang diberikan pemerintah dan program pemasaran nasional yang dilakukan oleh BSDE, yakni Double Dream untuk periode Maret hingga Desember. Hermawan membeberkan, kondisi pasar properti tahun ini masih menantang. Di tengah pasar properti yang masih belum sepenuhnya pulih, daya beli masyarakat masih terbatas. Selain itu, tantangan lainnya adalah perihal tingkat suku bunga.
Baca Juga: IHSG Diramal Lanjut Menguat Pekan Depan, Simak Rekomendasi Saham dari Para Analis Ini “Kami melakukan pemantauan hingga akhir tahun dan memformulasikan strategi yang tepat. Baik kerjasama dengan pihak perbankan, peluncuran produk yang sesuai maupun mengajukan usulan-usulan insentif bagi pemerintah untuk memperkuat pertumbuhan sektor properti, terutama residensial yang menjadi segmen utama bisnis kami”, tandas Hermawan. Sementara itu, kinerja DMAS melompat di Semester I-2022. DMAS berhasil membukukan pendapatan usaha senilai Rp 1,06 triliun atau melesat 84,04% dibandingkan Semester I-2021 yang sebesar Rp 579,78 miliar. Dari sisi bottom line, pengembang kawasan industri terpadu modern Kota Deltamas ini meraih laba bersih sebesar Rp 660,04 miliar. Meroket 128,72% dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu yang sebesar Rp 288,57 miliar. Direktur dan Sekretaris Perusahaan DMAS Tondy Suwanto menyampaikan bahwa pihaknya tidak memiliki utang. Dengan posisi kas bersih yang sehat, DMAS terus berupaya melakukan pengembangan Kota Deltamas. DMAS ingin menggarap Kota Deltamas sebagai kawasan terpadu modern di timur Jakarta dengan memadukan kawasan industri, komersial, dan hunian. Adapun, segmen industri masih menyumbang kontribusi terbesar senilai Rp 859 miliar atau 80,5% dari total pendapatan usaha. “Sektor
data center masih jadi pelanggan utama yang berkontribusi terhadap penjualan lahan industri kami yang dicatatkan sebagai pendapatan Perseroan di paruh pertama tahun 2022,” ujar Tondy.
Analisa dan Rekomendasi Saham Dari sisi pergerakan saham, baik BSDE maupun DMAS masih parkir di zona hijau dalam tiga hari beruntun. Saham BSDE ditutup menguat 1,09% pada Jum'at (5/8), sedangkan DMAS naik 1,18% di hari yang sama. Bermodal kinerja yang solid, saham DMAS melaju lebih tinggi dibandingkan BSDE. Dalam sepekan terakhir, saham DMAS meningkat 4,91% ke harga Rp 171. Sedangkan BSDE naik terbatas 0,54% ke harga Rp 925. Menimbang hasil kinerja, prospek bisnis dan pergerakan sahamnya, berikut rekomendasi BSDE dan DMAS dari sejumlah analis: 1. Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei BSDE: Prospek BSDE masih positif. Selain salah satu pemilik land bank terbesar di antara emiten pengembang lainnya, Jono menilai BSDE juga mampu mengantisipasi pembukaan jalan tol Serpong-Balaraja yang diharapkan bisa meningkatkan nilai proyek BSD City secara signifikan. "Kami juga menyukai BSDE karena margin laba kotornya yang unggul sebesar 62%, mengingat sebagian besar tanah diperoleh 30 tahun yang lalu," terang Jono. Rekomendasi: buy target harga: Rp 1.350 DMAS: Kinerja solid, dan DMAS masih punya prospek positif. Terutama dari sektor data center baik untuk investor dalam negeri maupun asing, dengan fasilitas premium yang mendukung ekosistem data center. Sedangkan katalis negatif bisa datang dari ancaman perlambatan ekonomi global yang bisa menahan ekspansi perusahaan. Rekomendasi: buy target harga: Rp 240
Baca Juga: Dalam Sepekan, Rata-rata Nilai Transaksi Bursa Naik 8,51% 2. Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova BSDE Melihat Harga saham yang masih bertahan di atas Rp 875, maka masih ada peluang kenaikan tahun ini untuk menyudahi masa konsolidasi. Rekomendasi: buy Target harga: Rp 1.020 DMAS Harga saham yang terindikasi memiliki peluang untuk menyudahi tren turun ketika mampu bertahan di atas level Rp 160. Rekomendasi: buy Target harga: Rp 200 3. Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana BSDE: Diperkirakan masih berpeluang untuk berlanjut menguat, meskipun pada Jum'at (5/8) masih tertahan oleh Upper Band-nya. Rekomendasi: buy Support: Rp 900 Resistance: Rp 940 DMAS: Penguatan DMAS Jum'at (5/8) telah menembus Upper Band-nya, namun volume perdagangan tidak lebih besar dibandingkan hari sebelumnya. DMAS masih berpeluang menguat dan didukung oleh MACD yang masih berada di area positif dan Stochastic yang sedang menuju ke area overbought. Rekomendasi: Trading buy Support: Rp 163 Resistance: Rp 175
Baca Juga: Saham-saham Ini Banyak Dijual Asing Selama Sepekan Saat IHSG Terus Menguat 4. Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo BSDE: Secara teknikal masih menarik untuk dikoleksi. Rekomendasi: Buy Support: Rp 875 Resistance: Rp 960 DMAS: Secara teknikal pergerakan harga DMAS terlihat mulai terbatas penguatannya. Ada potensi akan terjadi koreksi wajar dalam waktu dekat.
Rekomedasi: Buy on Weakness Support: Rp 163 Resistance: Rp 185. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .