Simak rencana bisnis Pollux Investasi Internasional (POLI) usai IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pollux Investasi Internasional Tbk (POLI) mengantongi dana segar Rp 657,44 miliar melalui aksi penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).

Dari total dana IPO tersebut, sebesar Rp 500 miliar akan digunakan untuk membeli saham konversi PT Nobel Properti Kencana yang bergerak di bidang pengembangan properti. Keduanya merupakan perusahaan terafiliasi. 

Direktur keuangan PT Pollux Investasi Internasional Tbk Leonora Dewi Susanti mengatakan, untuk merealiasikan rencana tersebut saat ini POLI tengah menunggu Nobel untuk melakukan aksi IPO.


"Di persyaratan dalam waktu 12 bulan Nobel harus IPO juga. Saat itu, baru dikonver dan saat ini lagi proses," katanya Kamis (10/1).

Tujuan pengambilalihan obligasi konversi ini adalah untuk menambah dan memperkuat kontribusi pendapatan (recurring income) perusahaan dari pendapatan atas penyewaan ruang perkantoran, serta memberikan sinergi yang saling menguntungkan sehingga akan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Sejatinya Nobel dan POLI adalah perusahaan yang sejenis, hanya saja Nobel juga mengoperasikan gedung perkantoran yang berlokasi di Mega Kuningan, Jakarta, sementara POLI mengoperasikan properti berupa mall, hotel dan apartemen di kawasan Semarang, Jawa Tengah.

Selain itu tahun ini, POLI berencana mengembangkan Paragon Mall dengan konsep lifestyle mall.

"Jadi kita punya Mall Paragon di Semarang sudah beroperasi sejak 2010 akan kita kembangkan di sebelah selatan Paragon Mall saat ini, menjadi Paragon Mall II," jelasnya. 

Menurut Leonora, nilai investasi yang dikeluarkan untuk paragon II Rp 300 miliar.

Di tahun ini perusahaan juga akan mengembangkan super block, integrity building di kawasan Sisinga Mangaraja, Semarang atas, dengan bangunan apartemen, hotel dan mall.

Asal tahu saja, perusahaan yang baru saja melantai di BEI ini menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini sebesar Rp 520 miliar atau naik 26,52% dari estimasi pendapatan tahun lalu Rp 411 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi